JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadam kebakaran (damkar) Jakarta Barat telah menangani 281 kasus kebakaran di sekitar wilayah operasinya.
Menurut Kasie Operasional Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat Eko Sumarmo, kasus kebakaran di wilayahnya paling banyak disebabkan oleh korsleting listrik, yakni sebanyak 168 kasus.
Namun, Eko menjelaskan bahwa total jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Tahun 2019 dari Januari sampai Oktober ada 348 kasus kebakaran. Artinya ada penurunan 67 kasus dibanding tahun lalu," jelas Eko, pada Kamis (5/11/2020).
Pengurangan ini diperkirakan Eko, salah satunya, disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang membuat warga tidak sering berpergian ke luar rumah.
Eko menjelaskan bahwa kasus kebakaran di Jakarta Barat, paling banyak terjadi pada bulan Juli, yakni sebanyak 42 kasus dalam sebulan, yang kemudian disusul pada bulan Juni.
Sementara, wilayah yang paling banyak dilanda kebakaran adalah Cengkareng.
"Sedangkan untuk wilayah yang paling banyak kebakaran ada di wilayah Cengkareng dengan 49 kasus. Disusul Kalideres ada 46 kasus dan Kembangan ada 45 kasus kebakaran," jelas Eko.
Sejak bulan Januari, kasus kebakaran di Jakarta Barat telah menelan dua korban jiwa dan menyebabkan 13 orang korban luka-luka.
Sebanyak 281 kasus kebakaran tersebut diperkirakan menyebabkan kerugian hingga Rp 46,32 miliar.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/05/15085011/sejak-januari-damkar-jakbar-tangani-281-kasus-kebakaran