JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur, tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19.
Namun, pandemi membuat pasar tidak ramai seperti biasanya.
Dipantau pada Selasa (10/11/2020) pukul 10.00 hingga 12.00 WIB, beberapa toko di pasar tersebut tutup.
Encep (56), salah satu kuli panggul di Pasar Induk Kramatjati, terkena imbas sepinya pasar.
Selama pandemi, dia mengaku pendapatannya anjlok.
"Pendapatan anjlok. Kerja satu minggu cuma tiga hari. Biasanya bisa lima sampai enam hari," kata Encep saat ditemui di lokasi, Selasa.
Encep menuturkan, pendapatan retata per harinya hanya mencapai Rp 50.000 selama pandemi.
Padahal, sebelum pandemi, ia bisa membawa pulang sampai Rp 100.000 per hari.
"Bawa satu kardus dihargai Rp 500. Ya, rata-ratanya sekitar Rp 50.000 per hari," tutur kuli panggul asal Bogor tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Rasyid (47), salah satu kuli panggul yang lain.
"Bingung kalau pendapat menurun seperti ini," ungkap Rasyid.
Rasyid mengaku, tidak ada pilihan lain selain menjadi kuli panggul.
"Ya adanya gini, diterima aja," ucap pria yang sudah menjadi kuli panggul selama 20 tahun itu.
Encep dan Rasyid adalah salah dua dari sekian kuli panggul yang bekerja shift pagi di Pasar Induk Kramatjati.
Kuli panggul di Pasar Induk Kramatjati dibagi menjadi dua shift, yakni pagi dan malam.
Shift pagi bekerja mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WIB, sedangkan shift malam bekerja mulai pukul 22.00 hingga 03.00 WIB.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/10/13532681/pandemi-yang-bikin-pendapatan-kuli-panggul-pasar-induk-kramatjati-anjlok