Rasyidi bahkan menilai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, diskriminatif dalam menegakkan protokol kesehatan. Tindakan diskriminatif itu tampak saat membiarkan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, menggelar acara yang mengundang kerumunan massa.
"Ada penilaian Gubernur tidak konsisten dan diskriminatif terhadap protokol kesehatan," ujar Rasyidi dalam rapat paripurna di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (16/11/2020).
Karena itu, Rasyidi meminta klarifikasi dari Pemprov DKI terkait peristiwa itu.
"Gubernur bisa menjawab pertanyaan ini. Artinya, kita tidak termasuk orang yang profesional, kalau tidak profesional, tunggulah kehancuran," ujarnya.
Pada Selasa pekan lalu, kerumunan massa terjadi saat menyambut kepulangan Rizieq dari Arab Saudi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Kerumunan massa itu menyebabkan aktivitas di bandara lumpuh.
Kerumunan pada hari itu juga terjadi di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat yang merupakan kediaman Rizieq.
Kerumunan massa kembali terjadi saat FPI menggelar kegiatan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat lalu.
Lalu, pada Sabtu malam, Rizieq Shihab kembali menggelar acara yang mengundang kerumunan di Petamburan yakni pada acara pernikahan putrinya, Sharifa Najwa Shihab, sekaligus menggelar peringatan Maulid Nabi SAW.
Panitia memperkirakan, jumlah tamu dan jemaah yang hadir saat itu 10.000 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/16/15122341/anggota-dprd-ada-penilaian-gubernur-dki-tak-konsisten-dan-diskriminatif