Salin Artikel

Situasi Terkini Pandemi Covid-19 di Jakarta Setelah Libur Panjang dan Kerumunan Rizieq Shihab

JAKARTA, KOMPAS.com - Setidaknya ada tiga peristiwa besar kerumunan dan satu peristiwa libur panjang yang menjadi latar belakang kenaikan angka penularan Covid-19 di DKI Jakarta.

Rinciannya, libur panjang yang terjadi pada 28 Oktober-1 November 2020 dan tiga kerumunan yang melibatkan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno-Hatta pada 10 November, peringatan Maulid di Tebet pada 13 November, dan acara pernikahan putri Rizieq Shihab pada 14 November.

Dengan latar peristiwa yang terjadi dalam dua pekan terakhir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk kembali memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta.

Dia mendasarkan keputusannya pada Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1.100 Tahun 2020 tentang PSBB transisi. Anies memilih PSBB transisi dan bukan PSBB ketat karena menilai penularan Covid-19 di Jakarta masih terkendali.

Berdasarkan data epidemiologis, kata Anies, selama penerapan PSBB transisi dua pekan terakhir, kondisi wabah Covid-19 di Jakarta mulai membaik.

"Akan tetapi, kita harus semakin waspada dan semakin disiplin dalam protokol kesehatan," kata dia, Minggu (22/11/2020).

Lonjakan kasus mencapai rekor baru

Meski Anies mengeklaim penularan Covid-19 di Jakarta masih terkendali dan membaik, dia tidak membantah adanya lonjakan kasus dalam dua pekan terakhir penerapan PSBB transisi.

"Penularan kasus di Jakarta mulai sedikit meningkat dalam dua pekan terakhir setelah melambat di pekan-pekan sebelumnya," kata dia.

Dia menjelaskan, peningkatan tersebut terlihat dari akumulasi kasus positif DKI Jakarta setiap dua pekan.

Terjadi kenaikan sebesar 11,62 persen pada 7-11 November.

Padahal kasus positif Covid-19 terkonfirmasi sempat mengalami penurunan berturut-turut dalam dua pekan pada 26 September-10 Oktober di angka 18,03 persen dan 10-24 Oktober turun menjadi 14,57 persen.

"Dan 9,87 persen pada 24 Oktober-7 November 2020," kata Anies.

Anies juga mengatakan pada dua pekan terakhir PSBB tepatnya Sabtu (21/11/2020) lalu terjadi lonjakan kasus tertinggi di DKI Jakarta.

"Perlu diketahui bahwa laporan harian kasus positif di Jakarta mencapai rekor baru yaitu 1.579 kasus hari Sabtu kemarin," kata Anies.

Tingkat keterpakaian ruang ICU meningkat

Anies juga membeberkan peningkatan kasus tersebut berbanding lurus dengan tingkat keterpakaian fasilitas kesehatan untuk penanganan Covid-19.

Dari 6.021 tempat tidur isolasi yang tersedia, sudah terisi sebanyak 4.417 tempat tidur, atau sama dengan 73 persen dari total keseluruhan tempat tidur yang tersedia.

"Keterpakaian ruang ICU sudah mencapai 70 persen atau 591 sudah terisi dari 841 kapasitas maksimalnya," kata Anies.

Pemprov DKI Jakarta juga memberikan informasi rinci terkait tingkat keterpakaian fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 tersebut.

Pemprov DKI Jakarta mencatat data 98 RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta per 21 November 2020 sebagai berikut:

1. 19 RSUD memiliki total ruang isolasi 1.554 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 68 persen dan total ruang ICU 230 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.

2. 9 RS Vertikal Kemenkes memiliki total ruang isolasi 652 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 63 persen dan total ruang ICU 165 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.

3. 6 RS TNI/Polri memiliki total ruang isolasi 796 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 73 persen dan total ruang ICU 130 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 43 persen.

4. 6 RS BUMN/Kementerian lain memiliki total ruang isolasi 745 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 73 persen dan total ruang ICU 143 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 76 persen.

5. 58 RS Swasta memiliki total ruang isolasi 2.265 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 81 persen dan total ruang ICU 173 tempat tidur dengan tingkat keterpakaian 75 persen.

Kepatuhan masyarakat terapkan 3M menurun

Jika peningkatan penularan Covid-19 berbanding lurus dengan keterisian ruang isolasi dan ICU, maka tingkat penularan akan berbanding terbalik dengan tingkat kepatuhan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan.

"Berdasarkan data dari FKM UI, kami melihat terjadi stagnasi bahkan penurunan kedisiplinan masyarakat dalam perilaku 3M," kata Anies.

Dia menjabarkan kepatuhan memakai masker pada 19 Oktober lalu di angka 75 persen, menurun 70 persen pada 26 Oktober, dan terus menurun 60 persen 2 November lalu.

Kepatuhan memakai masker kembali meningkat pada 9 November di angka 65 persen, dan pada 16 November kembali di angka 70 persen.

Begitu juga kepatuhan masyarakat dalam penerapan menjaga jarak yang tercatat terus mengalami penurunan.

Pada 19 Oktober, tingkat kepatuhan menjaga jarak 70 persen, pada 26 Oktober menjadi 65 persen, 2 November menjadi 55 persen, 9 November tetap 55 persen, dan 16 November menjadi 60 persen.

Terakhir, angka kepatuhan mencuci tangan berada di angka yang masih rendah, 19 Oktober di angka 40 persen, 26 Oktober menjadi 30 persen, 2 November tetap 30 persen, 9 November naik jadi 35 persen, dan 16 November kembali ke 40 persen.

"Data tersebut sesungguhnya sejalan dengan data peningkatan kasus harian di DKI Jakarta," kata Anies.

Dengan berkurangnya kepatuhan, maka akan semakin banyak penularan yang terjadi di Jakarta. Itulah sebabnya, kata Anies, jika penggunaan masker meningkat, disiplin menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, serta mencuci tangan, akan terjadi pengurangan penularan Covid-19.

"Ini adalah ikhtiar bersama, masyarakat disiplin 3M, kami di pemerintah akan terus menggalakkan 3T (tracing, tracking, treatment)," kata Anies.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/11/24/08222241/situasi-terkini-pandemi-covid-19-di-jakarta-setelah-libur-panjang-dan

Terkini Lainnya

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Polres Tangsel Evakuasi 3 Korban Tewas Pesawat Latih yang Jatuh di BSD

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

PSI Terima Pendaftaran 2 Bakal Calon Wali Kota Bekasi, Salah Satunya Kader PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke