Salin Artikel

Keterisian Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Melonjak Dalam Waktu Singkat

Tren peningkatan itu berdampak pada tingkat keterisian Rumah Sakit Darurat (RSD) Covid-19 Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sampai Senin kemarin, ada 3.446 pasien yang tengah dirawat atau menjalani isolasi mandiri di RSD Wisma Atlet.

Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan data 1 November lalu. Saat itu, hanya ada 1.919 pasien Covid-19 yang mengisi empat tower di Wisma Atlet. Peningkatan pasien dalam jumlah besar dan dalam waktu relatif singkat itu pun menimbulkan kekhawatiran.

Kepala Sekretariat Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Kolonel Laut dr RM Tjahja Nurobi, khawatir akan terjadi lonjakan pasien jika tak ada tren penurunan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu ke depan.

"Mudah-mudahan,  kita berdoa trennya tidak bertambah tinggi, tapi bisa melandai. Kalau dengan tren seperti ini, kami takutkan nanti akan timbul semacam luapan," kata Tjahja dalam dialog yang disiarkan di YouTube BNPB, Senin kemarin.

Ia mengatakan, jumlah pasien di RSD Wisma Atlet yang masih di bawah angka 3.500 orang masih dalam batas aman. Sebab empat tower Wisma Atlet mampu menampung hingga 5.994 pasien.

Artinya masih ada 2.500 bed yang tersisa.

Namun ia menyoroti peningkatan jumlah pasien dalam waktu relatif singkat.

"Dari jumlah 3.500 ini, kami melihat bukan masalah presentase jumlahnya, tapi lebih ke arah percepatan pengisiannya, sehingga kita perlu antisipasi," kata dia.

Jika tren peningkatan pasien terus berlanjut, ia khawatir kapasitas yang tersedia tidak bisa menampung kebutuhan yang ada.

Banyak yang bergejala

Komandan Lapangan RSD Wisma Atlet Letkol Muhammad Arifin mengatakan, pasien Covid-19 yang baru masuk umumnya berasal dari Jakarta dan wilayah penyangga yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Diantara mereka ada yang mengakui sempat berlibur ke luar kota saat libur panjang Maulid Nabi 29 Oktober-1 November lalu. Ada juga yang mengakui sempat berada dalam kerumunan.

"Macam-macam, yang jelas efek mobilisasi orang ketemu orang yang membuat tertular," kata dia.

Arifin menambahkan, sebagian besar pasien yang baru masuk mengalami gejala ringan dan sedang.

Tower 4 yang semula disiapkan untuk isolasi pasien tanpa gejala kini harus dialihfungsikan untuk menangani pasien dengan gejala.

"Tower 4 sekarang berubah kusus untuk yang bergejala ringan," kata Arifin saat dihubungi Kompas.com.

Sementara itu, sebagian pasien yang tak bergejala telah dipindahkan ke Wisma Atlet Pademangan. Sebagian lainnya juga dipindahkan ke sejumlah hotel yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk isolasi mandiri.

"Jadi kami fokus dulu dengan yang bergejala," kata Arifin.

Dengan begitu, maka saat ini ada tiga tower di Wisma Atlet yang difungsikan untuk pasien bergejala, yakni Tower 4, Tower 6 dan Tower 7. Hanya Tower 5 yang diperuntukkan untuk pasien tanpa gejala.

Berikut data keterisian tiap tower per Senin kemarin:

Tower 4:

Jumlah Pasien:159
Sisa Bed: 1.387
Keterisian: 10,28 persen

Tower 5:

Jumlah Pasien: 1150
Sisa Bed: 420
Keterisian: 73,25 persen

Tower 6:

Jumlah Pasien: 859
Sisa Bed: 441
Keterisian: 66,08 persen

Tower 7:

Jumlah Pasien: 1.278
Sisa Bed: 300
Keterisian: 80,99 persen

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/01/08070051/keterisian-pasien-covid-19-di-rsd-wisma-atlet-melonjak-dalam-waktu

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke