Ekonomi di Ibu Kota harus tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19.
Namun, sistem penanganan pandemi perlu ditingkatkan untuk menekan penularan Covid-19. Kesadaran warga untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan diperlukan.
"Kita tidak bisa menarik rem darurat seperti yang kita lakukan. Karena ekonomi harus tumbuh dan masyarakat harus beraktivitas," ucap Basri kepada Kompas.com, Selasa (8/12/2020).
"Kita harus lebih meningkatkan lagi sistem penanganan Covid kita atau program penyadaran terhadap masyarakat yang harus kita tingkatkan lagi," tambah Basri.
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta ini menilai, semakin rendahnya kepatuhan warga tercermin dari fakta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang positif Covid-19.
"Artinya dengan Gubernur kena dan Wagub kena bahwa kayaknya masih kurang atau kita makin lalai sampai gubernur dan wagub juga bisa sampai kena," ujar Basri.
Gubernur Anies sebelumnya menyatakan bahwa pelayanan dan fasilitas penanganan Covid-19 di Jakarta telah memadai.
Ia menegaskan agar masyarakat bersifat kolaboratif dalam penanganan Covid-19 di Jakarta.
"Di Jakarta 3T (tracing, treatment, testing) pelayanan maksimal dan memadai. Dites (Covid-19) 24 jam keluar hasilnya. Situasi menguntungkan di Jakarta jangan sampai fasilitas baik tidak ketemu dengan kolaborasi masyarakat," ujar Anies pada Selasa.
Hal tersebut disampaikan Anies dalam kegiatan peluncuran Kampung Tangguh Jaya di Jalan Pedongkelan RW 16, Kelurahan Kapuk, Cengkareng, yang ia hadiri secara virtual.
Anies kemudian menjelaskan bahwa positivity rate di Jakarta sudah tergolong aman. Tingkat fatality rate di Jakarta pun dinyatakan Anies tergolong aman.
"Per 7 Desember, di Jakarta tingkat positivity rate 9 persen aman di bawah 10 persen. Tingkat fatality rate rendah," tandasnya.
Hal ini berarti penanganan warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 diklaim Anies sudah cepat.
Namun, Anies menegaskan bahwa masih ada tugas bersama warga untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Orang kena Covid tertangani cepat, jadi tingkat kematian rendah, tapi harus kita tekan lagi. Angka di Jakarta baik, tapi Covid-nya masih ada. Tugas kita sama-sama minimalkan sekecil-kecilnya," ungkap Anies.
Ia kemudian mengimbau warga Jakarta untuk segera melapor ke petugas jika merasakan gejala terpapar Covid-19.
"Bila bergejala sampaikan. Tujuannya untuk melindungi diri sendiri, orang lain, dan keluarga," tambah Anies.
Jika menemui keluarga atau kolega yang terpapar virus SARS-Cov-2, Anies mengimbau warganya untuk tidak menutup-nutupi dan segera melapor ke petugas terdekat agar dapat dilaksanakan 3T (treatment, tracing, dan testing).
"Kalau ada kolega terpapar dan lingkungan tutupi dan lingkungan halang-halangi, maka kompletlah penyebaran meluas," ujar dia.
Ia juga kembali mengingatkan warga Jakarta untuk patuh melaksanakan protokol kesehatan agar dapat memutus rantai penyebaran Covid-19.
Pasalnya, tantangan dalam memerangi Covid-19 di Jakarta adalah menjaga kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker).
"Semua sudah tahu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, ini semua tahu, tantangannya adalah menjalankannya secara disiplin," tambahnya.
Kasus Covid-19 di Ibu Kota terus melonjak. Data per Selasa, ada penambahan sebanyak 1.174 kasus.
Dengan demikian, kumulatif kasus positif Covid-19 di Ibu Kota yang terkonfirmasi sampai hari ini menjadi 146.601 kasus.
Sebanyak 132.248 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan mencapai 90,2 persen.
Sementara sebanyak 2.842 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,9 persen.
Adapun jumlah kasus aktif di Ibu Kota kini sebanyak 11.511 orang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/08/22200361/kasus-covid-19-di-jakarta-terus-melonjak-f-golkar-kita-tidak-bisa-menarik