Salin Artikel

Menyusuri Riwayat Sungai Ciliwung, Sempat Berdamai dengan Ibu Kota di Zaman VOC

Persoalan Sungai Ciliwung akrab bagi warga Ibu Kota. Namun, apakah dulu hal ini juga terjadi? Mari kita simak ulasan berikut:

Pembangunan kanal pertama

Sungai Ciliwung yang panjangnya mencapai 130 kilometer merupakan satu dari 13 sungai yang melintasi Ibu Kota. Aliran sungai yang berhulu di Gunung Pangrango, Jawa Barat, ini telah menjadi saksi kehidupan manusia yang tinggal di sepanjang tepiannya untuk menjadikannya sumber kehidupan sejak ribuan tahun silam.

Dalam catatan sejarah, luapan air Sungai Ciliwung sudah terjadi sejak zaman kolonialisme perusahaan dagang VOC di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda. Kala itu Sungai Ciliwung bersama Sungai Pesanggrahan, Cisadane, dan Angke, menjadi prasarana transportasi air dan pemasok air utama ke Batavia.

Sejak VOC menancapkan kekuasaan di Batavia pada 1619, tata kelola air dan persoalan banjir sebenarnya telah menjadi momok pemerintah. Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen (1627-1629) bertekad membangun kota agar tidak terendam banjir di musim hujan dan menjadi sarang nyamuk.

Coen pun menggandeng ketua komunitas masyarakat China di Batavia saat itu, Kapitan Phoa Bing Ham, untuk membangun kanal di bagian alur Ciliwung yang lebar dan deras. Kanal dibangun dari wilayah Pejambon --kelak menjadi Benteng Frederik Hendrik lalu kini menjadi Masjid Istiqlal–- menuju wilayah Pancoran di Kota Tua.

Sistem kanal ini sempat memperlancar aliran sungai Ciliwung ke laut, jalur transportasi, sarana pertahanan, dan alur pemasok air kebutuhan kota.

Banjir dalam catatan sejarah

Dalam wawancara denga KompasTV, Arkeolog Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Sonny Wibisono mengatakan, pembangunan kanal-kanal di Batavia untuk melancarkan aliran sungai awalnya berfungsi baik. Tanah yang kerap tergenang air di sejumlah titik, menjadi lebih kering dan dapat berfungsi untuk pertanian.

Kawasan di sekitar kanal-kanal yang dialiri Sungai Ciliwung pun berkembang menjadi kawasan ekonomi yang dinamis. Di sana sepanjang kanal-kanal yang dibangun VOC berdiri pertokoan, perhotelan, hingga villa mewah yang menjadi tempat tinggal pejabat VOC.

Namun, romantisme aliran Sungai Ciliwung dengan Batavia tidak berlangsung lama. dalam buku Membenahi Tata Air Jabotabek oleh AR Soehoed, seabad berselang Sungai Ciliwung lama-kelamaan tak sanggup lagi memikul beban hidrolis yang membebaninya.

Beban hidrolis tersebut didominasi oleh buangan limbah ekologis yang merupakan hasil dari aktivitas industri pengolahan tebu di daerah aliran Sungai Ciliwung. Pencemaran air yang mengalir di kanal-kanal kota pun membuat Batavia kekurangan air bersih, terutama pada musim kemarau.

Tingkat kenyamanan dan kualitas kesehatan menurun, wabah malaria pun meningkat. Setelah itu, mulailah kanal-kanal dibuka-tutup, dipindah, disudet, tanggul-tanggul dibuat, tetapi sangat tergesa-gesa dan tidak sempurna.

Daerah yang kerap dilanda banjir dalam kurun 1892 -1909 adalah wilayah Weltevreden di aliran Sungai Krukut, dan Ciliwung. Pada banjir tahun 1909 banjir melanda Waterlooplein (Lapangan Banteng) hingga menjadi danau besar. Layanan trem berhenti akibat luapan Ciliwung dan perkampungan warga Betawi terendam.

Upaya Normalisasi

Sejak 1982 hingga kini, strategi normalisasi sungai, termasuk Sungai Ciliwung, menjadi program andalan bagi Gubernur DKI Jakarta untuk mencegah dan mengatasi banjir. Normalisasi sungai adalah metode untuk menyediakan alur sungai dengan kapasitas mencukupi guna menyalurkan air, terutama saat curah hujan tinggi.

Namun, aktivitas normalisasi selalu berjalan mandek dari gubernur ke gubernur sehingga berujung pada kembali meluapnya aliran air Sungai Ciliwung saat hujan deras.

Berdasarkan wawancara Kompas.com dengan Direktur Sungai dan Pantai, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Jarot Widyoko, 4 Februari 2020, terakhir kali Sungai Ciliwung dinormalisasi pada 2017.

Ia mengakui bahwa memang kewajiban Kementerian PUPR untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Namun, normalisasi itu harus diiringi dengan penertiban rumah warga yang tinggal di bantaran sungai.

Pemprov DKI memiliki kewajiban untuk membebaskan lahan warga yang memiliki rumah di bantaran Sungai Ciliwung. Karena hal itu belum terealisasi, normalisasi pun akhirnya terhambat.

Banjir sudah terjadi meskipun satu abad lalu persoalan sampah belum merajalela seperti sekarang di hulu hingga hilir Ciliwung. Artinya saat ini daya dukung Ciliwung bagi kehidupan manusia yang hidup di sepanjang tepiannya saat ini sudah melampaui ambang batas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/11/14404091/menyusuri-riwayat-sungai-ciliwung-sempat-berdamai-dengan-ibu-kota-di

Terkini Lainnya

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke