Salin Artikel

Situasi Terkini Aksi 1812 yang Tak Diizinkan Polisi: Massa Diadang dan Ditangkap

JAKARTA, KOMPAS.com - Situasi terkini aksi 1812 berujung pada pembubaran paksa yang dilakukan aparat di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020) siang.

Polisi mengadang massa di seluruh wilayah hingga memukul mundur massa yang sudah terlanjur berkumpul di sekitar Patung Kuda.

Sejumlah anggota ditangkap. Polisi juga mengamankan sebuah mobil ambulans yang membawa logistik bagi peserta aksi 1812.

Adapun aksi 1812 digagas oleh simpatisan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang menamakan diri sebagai Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.

Mereka menyuarakan sejumlah tuntutan, termasuk pembebasan Rizieq Shihab yang kini ditahan Polda Metro Jaya karena tuduhan melakukan penghasutan terkait peristiwa kerumunan massa saat pandemi Covid-19 di Petamburan, Jakarta Pusat, 14 November lalu.

Pihak kepolisian sejatinya tidak mengeluarkan izin kerumunan mengingat tingginya angka Covid-19 di DKI Jakarta saat ini. Oleh karena itu, mereka memperketat penjagaan di sejumlah titik di Jabodetabek sejak Jumat pagi.

Polda Metro Jaya mengumumkan, sebanyak 5.000 aparat gabungan dikerahkan untuk aksi 1812.

"Ada kekuatan sekitar 5.000 personel gabungan kami siapkan. Kemudian ada 7.500 personel yang kami cadangkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Jumat.

Yusri menyebutkan, personel cadangan akan berjaga-jaga di sekitar Monas dan Gedung DPR RI.

"Juga ada teman-teman TNI yang berjaga di batalion masing-masing. Jadi kapan saja dibutuhkan, siap meluncur," ucap Yusri.

Selain itu, polisi mendatangkan ribuan anggota pasukan bawah kendali operasi (BKO) Brimob Nusantara ke Jakarta

"Jumlahnya 2.690 personel untuk pengamanan Ibu Kota. Saat ini mereka sudah sampai di Jakarta,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam keterangannya, Kamis (17/12/2020).

Tak cuma di Jakarta, sejumlah personel pun dikerahkan di sejumlah titik perbatasan Jabodetabek untuk mengantisipasi massa aksi 1812.

Hingga Jumat siang, terpantau massa aksi 1812 telah ramai di area Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Lalu lintas dari Jalan MH Thamrin menuju Istana Negara pun lumpuh. Kendaraan dari arah Jalan MH Thamrin tidak bisa masuk ke arah Istana.

Aksi Penyekatan di Jakarta

Aparat gabungan di beberapa daerah di Jakarta terpantau telah melakukan penyekatan kepada massa aksi 1812 yang bergerak menuju Istana Negara.

Salah satu titik yang menjadi fokus kepolisian adalah di Jalan Gunung Sahari, tepatnya di depan Gedung Maspion, Pademangan, Jakarta Utara.

Kapolsek Pademangan Kompol Arga Dija Putra mengatakan, sebanyak 50 personel gabungan yang terdiri dari kepolisian dan TNI dikerahkan untuk kegiatan ini.

Petugas gabungan juga memeriksa para pengendara motor yang berlalu lalang untuk memastikan mereka tak membawa senjata tajam.

"Tujuannya untuk antisipasi apabila ada yang membawa senjata tajam atau benda-benda lain yang tidak semestinya," ujarnya.

Sementara itu, aparat gabungan polisi dan TNI berupaya untuk membubarkan massa di Jalan Merdeka Selatan. Polisi beralasan, unjuk rasa digelar saat pandemi Covid-19.

"Hindari kerumunan. Segera Anda membubarkan diri. Kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi," demikian imbauan polisi via pelantang.

Perbatasan

Kapolsek Cakung Kompol Satria Darma mengatakan, sebanyak 150 personel gabungan melakukan penyekatan massa aksi di kawasan perbatasan antara Jakarta dan Bekasi, tepatnya di dekat gerbang Elang Bondol di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur.

"Personel yang bertugas terdiri atas TNI, Polri, Satpol PP, dan Dishub. Kami stand by sampai malam nanti," ujarnya, dikutip Antara.

Sementara itu, sejumlah aparat gabungan juga terpantau berjaga di perbatasan Depok-Jakarta, tepatnya di Flyover Akses Universitas Indonesia, Jumat pagi.

"Ini kegiatan operasi kemanusiaan penegakan hukum pelanggar protokol kesehatan Covid-19, sesuai arahan Kapolda Metro Jaya. Harapannya untuk tetap menjaga protokol kesehatan," ujar anggota Lantas Polsek Beji, Depok, Iptu Nanang.

Sementara itu, Danramil 01 Pancoran Mas Kapten Inf Suwarno mengatakan, 24 anggota TNI disiagakan untuk membantu kegiatan tersebut.

"Ini penyekatan terkait aksi 1812 demi keamanan dan kenyamanan kewilayahan di Kota Depok," kata Suwarno saat ditemui di lokasi penjagaan.

Penyekatan massa aksi 1812 juga dilakukan di 22 titik pintu keluar Banten, dari gerbang tol, terminal, hingga stasiun kereta.

Penangkapan dan Pukul Mundur di Tanah Abang

Di tempat lain, aparat kepolisian memukul mundur massa aksi 1812 dari arah Jalan Kebon Sirih ke arah Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Polisi bahkan menangkap sejumlah massa aksi 1812 sekitar pukul 14.30 WIB.

Aparat kepolisian terlihat menggunakan kendaraan taktis seperti motor trail, mobil Raisa (pengurai massa), dan mobil water cannon. Mereka tampak dengan pelindung lengkap seperti tameng, helm, dan dibekali senjata gas air mata.

Anggota kepolisian terlihat berteriak membubarkan massa.

“Pulang. Kita minta tolong sama-sama bersama memutus Covid-19,” ujar salah satu anggota kepolisian di Jalan Abdul Muis, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Polisi terlihat memukuli massa saat melakukan penangkapan.

Melihat hal itu, massa terlihat mundur ke arah Pasar Tanah Abang. Sebagian simpatisan FPI terlihat masih bertahan di sekitar perempatan Kebon Sirih.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/18/15543601/situasi-terkini-aksi-1812-yang-tak-diizinkan-polisi-massa-diadang-dan

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke