Salin Artikel

Tak Pulang Kampung demi Jaga Keluarga dari Covid-19...

TANGERANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 masih membayangi Indonesia. Kasus positif Covid-19 terus bertambah, tak terkecuali wilayah Jabodetabek.

Melihat kondisi itu, Alif Afrizal (23) memilih untuk tetap tinggal di indekosnya di Malang, Jawa Timur.

Mahasiswa Universitas Brawijaya itu mengaku, kondisi saat ini tak memungkinkan baginya untuk kembali ke kampungnya di Kota Tangerang, Banten.

"Kondisi tidak memungkinkan juga, lagi rawan karena Covid-19," ujar Alif saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (22/12/2020).

Alif sebenarnya sudah ingin bertemu keluarganya di Kota Tangerang. Namun, risiko penularan Covid-19 kepada keluarganya menjadi ketakutan Alif.

Ia juga memilih menghindari risiko terpapar Covid-19 yang memungkinkan dirinya harus dirawat di rumah sakit.

"Stay di sini (perantauan) jadi bentuk kepedulian ke keluarga di sana (Kota Tangerang), enggak maksain untuk pulang," tutur Alif.

Hal lain yang membuat Alif memutuskan tak pulang kampung adalah syarat rapid test antigen yang harus dipenuhi para pelaku perjalanan.

"Saya belum tahu (tempat) rapid test antigennya di mana. Di sini (Malang) juga kayaknya tempat tes terbatas," ucapnya.

Alif berharap warga lain juga tak mudik ke kampung halaman di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu perlu dilakukan demi melindungi keluarga di kampung halaman dari risiko terinfeksi SARS-CoV-2.

"Bepergian dan patuh protokol, oke saja, tapi tahan dulu deh mending. Ibaratnya, kalau semua dibilang kangen, ya, kangen sama keluarga. (Tapi) tahan ego kita demi orang yang kita sayang, katanya kan sebentar lagi juga ada vaksin," kata Alif.

Dia juga meminta para pejabat memberikan contoh dengan tidak bepergian.

Hal serupa disampaikan Gilang Rizky (23), pria asal Cirebon, Jawa Barat, yang kini tinggal di Kota Tangerang, Banten.

Sejak pandemi melanda Indonesia, Gilang belum pernah pulang ke kampung halamannya.

"Sebenarnya, awal Maret sudah ada rencana pulang kampung, tapi lebih milih untuk ngejaga keselamatan keluarga," ujar Gilang.

Gilang mengaku akan bersabar untuk tak pulang kampung sampai pandemi Covid-19 usai.

"Kalau ada kesempatan, ya, pulang. Percuma kalau nurutin ego diri sendiri," tuturnya.

Gilang memaklumi banyaknya warga yang memilih pulang kampung atau sekadar berlibur pada libur Natal dan tahun baru untuk menghilangkan penat.

Namun, ia mengaku khawatir perilaku tersebut menimbulkan klaster baru Covid-19.

Menurut Gilang, lebih baik diam di rumah demi keselamatan orang lain, terutama keluarga.

"Jangan nekat. Pentingkan keluarga, kolega, dan juga orang-orang sekitar," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/22/19393621/tak-pulang-kampung-demi-jaga-keluarga-dari-covid-19

Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke