Salin Artikel

Tudingan Warganet soal Rekayasa pada Blusukan Risma dan Fakta di Lapangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak informasi miring beredar di media sosial terkait blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) di jalan protokol Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat pada 4 Januari ini.

Pemilik toko poster dituding menyamar sebagai tunawisma

Di antara kabar miring tersebut adalah tudingan warganet tentang seorang pria pedagang poster yang menyamar sebagai tunawisma yang ikut andil dalam aksi blusukan "setingan" menteri sosial tersebut.

Isu soal setingan dan penyamaran itu ditulis akun Twitter @Andhy_SP211 pada 6 Januari, dan sudah di-retweet setidaknya oleh 160 kali.

Dalam narasi kicauan tersebut, terkesan bahwa aksi blusukan yang dilakukan mantan Wali Kota Surabaya sekaligus politisi PDI-P itu adalah rekayasa.

“Gembel ternyata bisa menjadi profesi yang menguntungkan, bisa ikut drakor tanpa casting pastinya,” tulis akun @Andhy_SP211.

Ada juga tangkapan layar dari sebuah unggahan akun Facebook yang bernama Adhe Idol.

“Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih/ubanan itu saya sepertinya kenal. Itu tukang jualan poster Soekarno. Memang dia orang PDI-P. Lokasi jualannya di Jalan Minangkabau, Manggarai. Selain itu dia jualan es kelapa muda juga. Terciduk juga,” tulis Adhe Idol.

“Wah bocor nih scenario,” tulis akun Yuli Widyaningsih menanggapi.

Ketika Kompas.com telusuri ke lapangan untuk menemukan fakta, didapati bahwa orang yang disebut sebagai penjual poster memang benar ada. Dia adalah Doni BK, yang dituding akun Adhe Idol menyamar sebagai tunawisma.

Doni BK merasa dirugikan dengan tuduhan yang dilancarkan oleh akun @Andhy_SP211 di Twitter. Ia mengaku anaknya di-bully di media sosial sampai anak itu menangis.

"Anak keempat itu di-bully lewat medsos. Dibilang (menyamar sebagai tunawisma), biar jualannya laku. Katanya pencitraan,” ujar Doni saat ditemui di tokonya di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Pusat, Kamis (7/1/2021) kemarin.

"Di Twitter dibilang jago setingan, padahal itu orang tidak tahu kebenarannya," imbuhnya.

Menurut Doni, sosok tunawisma yang fotonya beredar di media sosial dan bertemu dengan rombongan Risma adalah Nur Saman.

Doni menunjuk lokasi keberadaan Nur Saman. Saat ditemui Kompas.com, Nur Saman sedang duduk di pinggir kali di Jalan Minangkabau, kemarin.

Di sekitar pria berambut putih tersebut ditemukan barang-barang hasil memulung. Di situ ada botol air mineral bekas, potongan-potongan ban dalam, buku, tas, koper, dan lain sebagainya.

Saat ditanya apakah pernah bertemu Risma, Nur Saman mengaku tak ingat pasti. Dia mengatakan, bersama teman-temannya pernah didatangi rombongan pejabat.

“Ketemu sih ketemu (Bu Risma), cuma kan saya enggak tahu yang mana orangnya (Bu Risma). Saya enggak kenal,” ujar Nur Saman.

Kompas.com lalu mendatangi Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandang dan Pengemis (BRSEGP) Pangudi Luhur milik Kemenson di Bekasi, Jawa Barat, yang menampung tunawisma yang ditemui Risma.

Petugas di balai itu mempertemukan Kompas.com dan sejumlah wartawan lain dengan tunawisa yang disangka sebagai penjual poster itu. Pria itu bernama Kastubi. Dia penghuni balai Pangudi Luhur tersebut. 

Rambutnya dipotong pendek dan tampaknya mirip dengan orang dalam foto yang  beredar di medsos.

Kastubi mengaku kaget bahwa dia disangka seorang penjual poster lukisan. Dia mengatakan, foto yang beredar adalah foto dirinya sebelum rambut, kumis serta jengotnya dicukur.

"Saya bukan pelukis, peluk dan kiss saja," kata Kastubi bergurau.

Kastubi mengaku bertemu Risma saat baru bangun tidur di depan toko di kawasan Pasar Baru pada Senin lalu. Risma mengajak Kastubi ke balai rehabilitasi dan dijanjikan akan mendapatkan tempat tinggal layak.

Pria 69 tahun itu mengaku sudah bertahun-tahun jadi pemulung di sekitar Pasar Baru. Perhari penghasilan bisa mencapai Rp 15.000 sampai Rp 50.000.

Walkman dikira ponsel

Dalam sebuah video yang beredar di Twitter, terlihat Menteri Sosial Tri Rismaharini tengah menghampiri salah seorang pemulung yang duduk di pinggir jalan.

Bagian tangan pemulung dalam video tersebut dilingkari oleh pemilik akun @Almugni11 yang mengunggah video ini.

"Punya hape, pakai headset, pemulung bangke..," tulis akun @pejoeangretjeh menanggapi.

Namun, terdapat juga sejumlah warganet yang merasa pemulung memiliki smartphone sebagai hal yang lumrah.  Salah satunya adalah pemilik akun @yokia9

Dia mengatakan, barang yang dia genggam bukan ponsel tetapi sebuah walkman.

"Ini walkman, bukan HP," kata Faisal saat ditemui di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandang dan Pengemis (BRSEGP) Pangudi Luhur, Bekasi.

Faisal mengatakan, dia mendapat walkman tersebut dari kerabatnya. Dia mengaku kerap mendengarkan siaran radio melalui walkman tersebut ketika memulung.

Pada kesempatan itu, Faisal juga menceritakan pertemuannya dengan Risma. Kala itu, Senin 4 Januari 2021, Faisal sedang tertidur di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Faisal kemudian terbangun lantaran ada sejumlah mobil berhenti di sisi jalan tempat dia tidur. Di sanalah dia bertemu Risma.

Setelah bertemu Risma, Faisal langsung dibawa ke kantor Kementerian Sosial, selanjutnya dibawa ke balai rehabilitasi di Bekasi.

(Catatan Redaksi. Berita ini telah mengalami penambahan keterangan yaitu pada bagian sosok Kastubi). 

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/08/09181651/tudingan-warganet-soal-rekayasa-pada-blusukan-risma-dan-fakta-di-lapangan

Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke