Salin Artikel

Menggapai Mimpi Jakarta Sehat, Jakarta Aman

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat matahari mulai menghantarkan cahaya bias warna cerah kekuningan dari balik gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah penduduk yang padat merayap. Saya harus bergegas pergi mewujudkan mimpi "Jakarta Sehat, Jakarta Aman".

Sebagai Kapolda Metro Jaya, saya memiliki tanggungjawab penuh untuk memastikan setiap wilayah zona merah mengoptimalkan program Kampung Tangguh Jaya guna menekan penyebaran Covid-19 dan membantu meringankan kebutuhan warga.

Tingkat kasus positif Covid-19 di wilayah DKI Jakarta masih sangat tinggi. Memasuki awal Januari 2021, terjadi penambahan 2.959 kasus baru. Kondisi ini berpotensi akan terus meningkat jika tidak diintervensi secara cepat dan tepat.

Untuk itu kita tidak bisa berdiam diri. Segala sumber daya harus dikerahkan untuk menolong rakyat agar terbebas dari pandemi Covid-19.

Hari ini, Senin, 11 Januari 2021, saat hati masih diselimuti duka mendalam atas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, saya bersama sahabat, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurachman, terjun langsung ke Mapolsek Ciledug, Tanggerang Kota, yang masih menjadi zona merah Covid 19.

Lalu setelah itu, beranjak menuju ke Mapolsek Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dua Mapolsek itu adalah titik awal langkah kami untuk mengintensifkan program Kampung Tangguh Jaya, memberi dukungan kepada personel, bersilahturahmi dengan masyarakat agar saling membantu menekan penyebaran Covid-19 dan meringankan beban kebutuhan hidup.

Pada hari yang bersamaan, seluruh jajaran Polda Metro Jaya juga bergerak dengan cita-cita yang sama.

Kampung Tangguh Jaya merupakan replikasi dari Kampung Tangguh Semeru yang pernah saya bangun 1.559 Kampung ketika menjadi Kapolda Jawa Timur.

Program hasil kolaborasi dan sinergisitas bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Widodo Iryansyah, Forkominda, Perguruan Tinggi, rekan-rekan media, kelompok pengusaha dan seluruh komponen masyarakat sampai ke tingkat RT.

Mendapat sambutan positif dari Presiden Joko Widodo, Kapolri, Panglima TNI, sehingga diadopsi menjadi program nasional dengan nama Kampung Tangguh Nusantara.

Konsep Kampung Tangguh Jaya yang dikembangkan di wilayah DKI Jakarta menggunakan pendekatan berbasis POP (problem oriented policing) melalui upaya scanning, analysis, response dan assessment.

Dalam penerapannya mengedepankan beberapa langkah-langkah sentral, seperti transformation organization, community partnership, problem solving dan community mobilitation.

Mengatasi masalah pandemi ini memang tidak bisa hanya dengan logika berpikir di dalam kotak (in the box) atau hanya bermain di wilayah "comfort zone". Kita harus terus berpikir "out of the box" atau melompat dari kebiasaan konvensional untuk mencari terobosan-terobosan yang strategis dan konstruktif secara berkelanjutan.

Peraih Nobel Fisika Albert Einstein pernah mengingatkan bahwa suatu permasalahan tidak akan pernah dipecahkan jika kita menggunakan pola pikir yang sama ketika masalah itu diciptakan.

Artinya, perubahan suatu keniscayaan, karenanya dituntut berinovasi dan berkembang dengan segala masalah yang tidak bisa diperbarui dengan cara-cara lama.

Tetapi apalah arti sebuah ide atau gagasan jika tanpa tindakan nyata. Begitu pula, jangan berharap hasil maksimal kalau bekerja masih menggunakan mentalitas “business as usual”, bekerja ala kadarnya, sekedar rutinitas belaka, sebatas serimonial, harus terus dilayani tanpa mau melayani.

Itulah sebabnya dibutuhkan orang-orang yang bersedia bekerja ikhlas, cerdas dan tuntas mewujudkan cita-cita.

Tidak bisa juga dimungkiri bahwa faktor keberhasilan bukan hanya ditentukan oleh konsep yang apik, tetapi juga sangat ditentukan oleh kerja sama yang baik dan sinergisitas multistakeholder serta saling menghormati.

Seorang filosof dan sejarawan Oxford, Yuval Noah Harari, juga menyatakan bahwa kunci keberhasilan umat manusia saat ini adalah membangun solidaritas dan kerja sama secara global. Baginya, krisis multidimensi yang melanda umat manusia bukan semata-mata problem Covid-19.

Tetapi yang paling utama, kurangnya kepercayaan di antara manusia dan bangsa-bangsa. Untuk itu, masyarakat mesti percaya kepada para ilmuwan. Warga negara harus percaya pada otoritas publik, dan bangsa-bangsa harus saling memercayai.

Semoga adaqium “salus populi suprema lex esto”, atau dalam bahasa Indonesia "keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi" bisa kita pegang teguh sebagai rasa tanggung jawab yang melekat dalam diri, khususnya sebagai seorang polisi untuk terus berpikir dan berbuat baik demi kepentingan rakyat dan negara. Selamat berjuang. Semoga pandemi ini segera berakhir.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/12/14134471/menggapai-mimpi-jakarta-sehat-jakarta-aman

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke