Salin Artikel

Update Korban Sriwijaya Air SJ 182, 17 Jenazah Teridentifikasi, Sampel DNA Keluarga Telah Lengkap

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus dilakukan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.

Data antemortem dan postmortem bertambah dari hari ke hari. Begitu juga dengan jumlah korban yang teridentifikasi.

Berikut rangkuman terkait perkembangan identifikasi korban Sriwijaya Air SJ 182 hingga Jumat (15/1/2021).

17 korban teridentifikasi

Tim DVI berhasil mengidentifikasi lima korban pada Jumat kemarin.

"Hasil rekonsiliasi hari ini berhasil mengidentifikasi sebanyak lima korban," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono saat konferensi pers di RS Polri Kramatjati, Jumat.

Kelima korban tersebut ialah Toni Ismail, Dinda Amelia, Isti Yudha Prastika, Putri Wahyuni, dan Rahmawati.

Adapun Toni Ismail dan Rahmawati merupakan pasangan suami-istri.

"Rekan-rekan sudah tahu bahwa Rahmawati ini suaminya (Toni Ismail) juga menjadi korban," kata Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Polri Kombes dr Ratna.

Dengan demikian, sudah 17 korban Sriwijaya Air SJ 182 yang telah teridentifikasi. Berikut daftarnya:

Dari 17 korban yang telah teridentifikasi, empat jenazah di antaranya sudah diserahkan kepada pihak keluarga, yakni Okky Bisma, Asy Habul Yamin, Fadly Satrianto, dan Ricko.

Adapun jenazah Okky dan Asy Habul telah dimakamkan pada Kamis (14/1/2021).

Sampel DNA keluarga lengkap

Tim DVI telah mengumpulkan sampel DNA dari 62 keluarga korban. Ini berarti, data DNA lengkap.

Sebagaimana diketahui, pesawat rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) lalu itu mengangkut 62 orang.

"Kami telah menerima 140 sampel DNA, ini dari 62 korban. Jadi sudah lengkap sampel DNA untuk seluruh korban," ujar Rusdi Hartono.

Tim DVI juga telah menerima 155 kantong jenazah.

Sebelumnya, tim DVI juga berkomitmen melakukan identifikasi hingga bagian tubuh korban tak tersisa lagi.

"Kami tetap melakukan pemeriksaan sampai tidak ada (bagian tubuh korban) yang diperiksa lagi," kata Kepala Tim Rekonsiliasi DVI Polri Kombes Agung Widjajanto, Kamis.

Rusdi Hartono mengatakan, ini dilakukan demi memberikan kepastian kepada keluarga korban.

"Sampai body part (bagian tubuh) tidak ada lagi. Komitmen tim bekerja secara maksimal, memberikan kepastian kepada keluarga korban," kata Rusdi.

Jenazah Isti Yudha dimakamkan hari ini

Jenazah Isti Yudha Prastika akan diambil pihak keluarga dan dimakamkan pada hari ini, Sabtu (16/1/2021).

Hal ini diungkapkan oleh sang kakak, Irfan Defrizon.

"Besok dimakamkan. Penyerahan jenazah juga besok di RS Polri. Ambil akta dan lain-lain dulu," kata Irfan saat dihubungi, Jumat malam.

Irfan belum bisa memastikan pada pukul berapa jenazah Isti dikebumikan.

Menurut rencana, jenazah terlebih dulu dibawa ke rumah duka di Pamulang, Tangerang Selatan, sebelum menuju tempat pemakaman umum (TPU) Pondok Petir, Bojongsari, Depok.

"Siang (dimakamkan), mungkin pukul 11.00 WIB. Setelah selesai dari RS Polri aja," ujar Irfan.

Imbauan Dukcapil

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengimbau kepada keluarga korban Sriwijaya Air SJ 182 untuk tidak mengurus akta kematian ke Dinas Dukcapil.

"Biar kami yang bekerja, dari keluarga cukup di rumah, nanti dokumen kami sampaikan. Surat keterangan tim DVI, kami langsung terbitkan akta kematian," kata Direktur Jenderal Dukcapil Zudan Arif Fakhrullah, Jumat.

Per Jumat pagi kemarin, Dukcapil telah membuat akta kematian bagi 12 korban pertama yang telah teridentifikasi.

Mereka yang sudah dibuatkan akta kematian, yakni Okky Bisma, Fadly Satrianto, Khasanah, Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, Agus Minarni, Ricko, Ihsan Adhlan Hakim, Supianto, Pipit Supiyono, Mia Tresetyani, dan Yohanes Suherdi.

Sebagaimana diketahui, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Pesawat tersebut mengangkut 62 orang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/16/07330161/update-korban-sriwijaya-air-sj-182-17-jenazah-teridentifikasi-sampel-dna

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke