Salin Artikel

Polemik Tingginya Harga Daging Sapi hingga Aksi Mogok Berdagang

Mereka protes kepada pemerintah lantaran dianggap tak bisa mengendalikan harga daging sapi yang semakin tinggi.

Tingginya harga daging sapi membuat para pedagang harus menjual ke masyarakat dengan harga mahal.

Hal ini tentu sangat menyulitkan lantaran daya beli masyarakat yang rendah di tengah masa pandemi Covid-19.

TB. Mufti Bangkit Sanjaya selaku Sekretaris Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI menginisiasikan para pedagang daging sapi untuk berhenti berdagang hingga Kamis (21/1/2021).

"Menghasilkan kesepakatan bahwa kami mogok berjualan daging. Baik di pasar maupun di Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tujuannya, menuntut pemerintah segera mengantisipasi memberi solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH," kata dia saat dikonfirmasi, Selasa (19/1/2021).

Kompas.com coba merangkum beberapa fakta terkait aksi mogok berdagang karena tingginya harga daging sapi ini.

1. Harga naik sejak 4 bulan lalu

Mufti mengatakan, lonjakan harga daging sudah dirasakan naik sejak empat bulan terakhir. Kenaikan harga itu diprediksi akan terus terjadi hingga April 2021 nanti.

"Diprediksi akan naik terus sampai dengan bulan Maret atau April dengan harga tertinggi Rp 105.000 per kilogram per karkas. Sekarang itu harga per karkas masih Rp 94.000.00," kata dia.

Dengan tingginya harga daging, para pedagang kesulitan menjual ke warga yang kondisi ekonominya sulit di tengah pandemi.

2. 40 persen pedagang gulung tikar

Naiknya harga daging sapi sejak beberapa bulan lalu, berdampak pada kondisi pedagang.

Karena sulit menjual dengan harga mahal, maka beberapa pedagang di Jadetabek terpaksa gulung tikar.

"Kami sudah rugi, pedagang pedagang dari empat bulan lalu sudah gulung tikar hampir 40 persen pedagang di Jadetabek," kata Mufti.

3. Minta solusi

Kondisi ini memaksa Mufti untuk berkirim surat kepada Pemerintah Provinsi, kantor staf kepresidenan dan beberapa kementerian menyampaikan keluhan ini.

"Kami sudah layangan surat sebagai asosiasi DKI ke Kementerian Perdagangan dan Pertanian, ke Kantor Staf Kepresidenan tertanggal 11 Januari," kata Mufti.

Namun setelah satu minggu berlalu, Mufti tak mendapatkan respons apapun. Karena itu, para pedagang daging sapi sepakat untuk melakukan mogok dagang.

Kini, dia dan pedagang lain berharap diundang ke Istana untuk duduk bersama Presiden Joko Widodo menyelesaikan polemik harga daging ini.

4. Dugaan penyebab tingginya harga sapi

Menurut Mufti, akar masalah tingginya harga daging sapi karena kebijakan pemerintah Australia selaku pihak yang mengekspor ke Indonesia.

Pemerintah Australia dinilai menjual sapi dalam jumlah sedikit dan harga yang mahal.

Dengan terbatasnya jumlah sapi impor, harga daging menjadi mahal.

"Australia yang market terbesarnya sejak 30 tahun mereka semena-mena menjual dengan harga sapi tertinggi. Sapi yang dikasih Australia ke Indonesia sedikit sekali, tak cukup dengan permintaan pemerintah," terang Mufti.

"Pemerintah kita tidak bisa menekan dan mengintervensi pemerintah Aussie. Yang mana, kita dihadapkan pada pandemi, kedua dihadapkan pada nilai tukar rupiah yang lemah," tambah Mufti.

Dengan aksi ini, Mufti berharap pemerintah bisa mencari solusi agar para pedagang bisa menjual daging sapi dengan harga yang terjangkau.

"Kita tuntut solusi konkret untuk para pedagang dan pihak RPH agar sapi stoknya kembali melimpah, harganya kembali terjangkau bukan sebaliknya, malah naik," kata dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/20/08471181/polemik-tingginya-harga-daging-sapi-hingga-aksi-mogok-berdagang

Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke