"Total dari akhir Desember (2020) hingga 20 Januari ada setidaknya 39 laporan," kata inisiator Laporcovid-19, Irma Hidayana, kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021)
Irma mengemukakan, 39 laporan itu kebanyakan berasal dari warga di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Namun, ada juga wilayah lain, seperti Bandung dan Surabaya.
"Itu yang kami rekap. Kemungkinan lebih banyak. Kami sedang perbarui data ini," kata dia.
Irma memastikan relawan Laporcovid-19 siap membantu pasien mencari rumah sakit. Namun, hal itu memang tidak mudah.
Bahkan, baru-baru ini seorang pasien yang dibantu oleh relawan Laporcovid-19 harus kehilangan nyawa karena tak kunjung mendapat rumah sakit. Pasien positif Covid-19 itu meninggal di puskesmas di Tangerang Selatan setelah dua hari mencari ruang ICU di RS wilayah Jabodetabek.
"Pihak keluarga dan puskesmas telah mencari ke beberapa RS, Laporcovid-19 juga telah menghubungi lebih dari 75 SPGDT di wilayah Jabodetabek, Dinkes DKI, dan (tim) Menkes. Namun, semua RS full," tulis Laporcovid-19 di akun Twitter @laporcovid.
Meski data resmi menunjukkan RS di Jabodetabek masih memiliki kapasitas untuk menampung pasien, relawan Laporcovid-19 meyakini bahwa RS sebenarnya sudah terisi 100 persen.
Hal tersebut diamini Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Slamet Budiarto. Slamet mengatakan, kapasitas rumah sakit rujukan untuk pasien Covid-19 di Jabodetabek sudah penuh.
IDI meminta persoalan hulu penularan Covid-19 harus segera diselesaikan.
"(Kapasitas RS) Sudah full (penuh) untuk Jabodetabek. Hulunya harus diselesaikan, angka infeksi harus ditekan," ujar Slamet, kemarin.
Slamet juga menyebut kebijakan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali hingga saat ini belum terlihat hasilnya. Apabila kebijakan itu secara jangka panjang tidak bisa menekan penularan Covid-19, Slamet menyarankan harus ada kebijakan lain yang lebih ketat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/23/08510121/banyak-pasien-covid-19-melapor-sulit-dapatkan-rs