Pasalnya, kata dia, konstelasi politik di DKI Jakarta bisa terbaca dari konstelasi politik nasional di mana Gerindra sudah masuk dalam partai koalisi pemerintahan.
"Dinamika atau pola politik di tingkat nasional yang diketahui dari dua kelompok besar yaitu partai pemerintah dan oposisi," kata Qodari dalam pesan suara, Kamis (28/1/2021).
Qodari menjelaskan, dengan masuknya Gerindra ke koalisi pemerintahan, kemungkinan Gerindra juga ikut bersama PDI-Perjuangan yang saat ini menjadi partai penguasa.
Sedangkan Riza Patria sendiri dikenal sebagai kader Gerindra dan berpotensi maju bersama dengan calon yang diusung PDI-P.
"Siapa calon dari PDI-P tentunya pada hari ini yang paling mungkin adalah Risma, satu karena Risma pernah jadi Walikota Surabaya. Kemudian berpasangan dengan ariza patria yang sekarang jadi Wakil Gubernur petahana," tutur Qodari.
Qodari juga menilai partai koalisi lainnya seperti Nasdem, PKB, PPP, Golkar, PAN, dan PSI ikut dalam koalisi PDI-P dan Gerindra.
Sedangkan Anies kemungkinan hanya bisa masuk dalam pencalonan Pilkada DKI apabila diusung oleh partai koalisi yang belum memiliki sosok untuk didorong dalam Pilkada DKI mendatang.
PKS menjadi alternatif apabila melakukan koalisi dengan Demokrat yang kemungkinan apabila Demokrat maju membawa nama Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Calon Wakil Gubernur.
"Demokrat kemungkinan masuk dengan Agus sebagai wakil Anies," ucap Qodari.
Atau skenario ketiga, lanjut Qodari, akan ada koalisi-koalisi baru yang akan melawan koalisi PDIP-Gerindra sehingga akan muncul tiga pasang calon dalam Pilkada DKI.
Dia mengatakan tiga pasang calon tersebut bisa jadi seperti tahun 2017 lalu yaitu Anies dengan pasangan belum diketahui, Agus Harimurti dengan pasangan yang belum diketahui, dan Risma dengan Riza Patria.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/29/00183051/riza-patria-berpotensi-jadi-pesaing-anies-di-pilkada-dki-selanjutnya