Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan menemukan lebar sungai paling lebar empat meter.
“Di lapangan, existing kali masih belum memadai, banyak penyempitan. Banyak kali itu sebetulnya idealnya 20 meter. Di lapangan paling (kini tinggal) empat meter (lebarnya),” ujar Junjung saat dihubungi, Jumat (29/1/2021).
Ia mengatakan, penyempitan sungai terlihat di Kali Krukut, Kali Grogol, dan Kali Mampang.
Menurut Junjung, penyempitan sungai terjadi karena lahan digunakan oleh warga di bantaran sungai.
“Air jadi susah bergerak, masih ketahan karena sempit,” ujar Junjung.
Pengerukan lumpur di sungai, lanjutnya, hanya bisa mengurangi potensi banjir sebanyak 30-40 persen.
Hingga saat ini, Suku Dinas Sumber Daya Air masih terus melakukan program Grebek Lumpur.
Setiap hari, Suku Dinas Sumber Daya Air bisa mengangkut 8.000-9.000 kubik lumpur dari hasil pengerukan lumpur di waduk dan sungai ke Ancol Timur.
Lumpur-lumpur tersebut berasal dari sejumlah sungai di wilayah Jakarta Selatan.
Program Grebek Lumpur dilakukan untuk mengantisipasi banjir.
Program Grebek Lumpur adalah kegiatan pengerukan saluran air, waduk, dan situ di Jakarta yang mengalami penyempitan dan pendangkalan karena lumpur.
Sudin SDA Jaksel menggunakan alat berat seperti beko dan alat-alat manual untuk mengeruk lumpur.
Program Grebek Lumpur dimulai sejak Maret 2020.
Pengerukan lumpur juga dilakukan di saluran-saluran air mikro, makro, dan saluran penghubung (PHB).
Pengerukan tersebut dilakukan oleh petugas Sudin SDA dibantu oleh petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/01/29/17571181/sudin-sda-jaksel-banyak-kali-menyempit-idealnya-20-meter-kini-tinggal-4