JAKARTA, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (7/2/2021) malam hingga Senin (8/2/2021) pagi telah menyebabkan sejumlah daerah terendam banjir.
Di antara daerah yang tergenang adalah kawasan Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, dengan ketinggian air mencapai 250 sentimeter.
Genangan juga terpantau di kawasan Pademangan Barat, Jakarta Utara, hingga kawasan Jagakarsa di Jakarta Selatan. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 5 sentimeter hingga 30 sentimeter.
Puluhan kepala keluarga terpaksa mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir. Lalu lintas di sejumlah ruas jalan juga terpantau tersendat akibat genangan tersebut.
Banjir yang terjadi awal Februari 2021 ini ternyata tidak ada apa-apanya dengan kejadian yang menimpa Ibu Kota pada awal Februari 2007 silam, di mana sekitar 70 persen wilayah Jakarta lumpuh akibat tergenang.
Banjir 2007 sebabkan berbagai sektor lumpuh
Berdasarkan catatan Harian Kompas, hujan lebat yang terus mengguyur Jakarta pada Jumat (2/2/2007) menyebabkan seluruh aktivitas di kawasan yang tergenang lumpuh.
Ketidakberdayaan warga Ibu Kota akibat banjir semakin parah karena jaringan internet serta telepon kabel dan seluler pun terganggu. Listrik di sejumlah lokasi juga ikut padam.
Akibatnya, berbagai sektor dilaporkan lumpuh.
Hampir 1.500 sekolah tidak bisa dipakai. Ratusan anjungan tunai mandiri (ATM) terendam banjir, mengakibatkan transaksi perbankan melorot 30 persen dari hari biasa.
Genangan juga membuat 120 perjalanan kereta api batal. PT Kereta Api Indonesia mengklaim kerugian sebesar Rp 800 juta.
Selain mempengaruhi operasional kereta api, genangan juga menghambat mobilitas pengguna jalan karena sebanyak 29 ruas jalan dilaporkan terputus.
Diperkirakan, 82 ribu meter persegi jalanan Ibu Kota rusak ringan hingga berat akibat banjir tersebut.
Banjir terparah di Ibu Kota
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, diketahui bahwa kejadian di awal tahun 2007 itu merupakan peristiwa banjir terparah dalam dua dekade terakhir di Ibu Kota.
Seperti dilansir buku saku Panduan Kesiapsiagaan Menghadapi Banjir Bagi Masyarakat oleh BPBD DKI Jakarta, luas area yang terdampak banjir 2007 tersebut adalah 455 kilometer persegi, atau 70 persen dari total wilayah Ibu Kota.
Bencana hidrologi tersebut juga mencatatkan korban jiwa terbanyak, yakni 58 orang tewas dan 276.333 orang mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Akibat banyaknya jiwa yang mengungsi, beberapa ruas jalan tol pun dibuka sebagai lokasi pengungsian mendadak.
Di antara ruas jalan tol yang digunakan adalah ruas Pluit-Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sudah padat pengungsi pada 3 Februari hingga tak memungkinkan dilalui oleh kendaraan bermotor.
Waktu pemulihan yang diperlukan sebelum aktivitas warga bisa dapat berlangsung normal kembali adalah 10 hari.
Sebagai gambaran, banjir besar yang terjadi di Jakarta awal tahun 2020 lalu hanya merendam 156 km persegi wilayah Ibu Kota.
Sebanyak 19 jiwa melayang, dan 36.445 warga harus mengungsi ke tempat aman. Sedangkan waktu pemulihan yang dibutuhkan adalah empat hari.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/02/08/14542771/kala-70-persen-wilayah-ibu-kota-lumpuh-diterjang-banjir