Salin Artikel

Mantan Komandan Paspampres: Polisi Perlu Tindak Keras Pengendara Motor yang Terobos Ring 1

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Letjen Purn Nono Sampono mengatakan, polisi perlu menindak tegas pengendara motor yang terobos kawasan Ring 1 di sekitar Istana Presiden, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Tak hanya pengendara motor yang terobos ring 1, Nono menjelaskan, polisi juga wajib mengamankan balapan liar di jalanan terutama di ruas vital seperti area Istana Presiden.

"Saya minta aparat kepolisian harus tegas (menindak penerobos ring 1 dan menertibkan balapan liar," kata Nono dalam wawancara di Kompas TV, Minggu (28/2/2021).

"Saya rasa masyarakat juga sudah terganggu dengan balapan liar. Seharusnya mereka balapan di sirkuit, jangan di jalan umum. Nanti bisa mencelakakan masyarakat," lanjutnya.

Nono menceritakan kisahnya ketika harus mengawal Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri saat demonstrasi terjadi.

"Pengalaman pribadi saya dulu saat pernah mengawal Wakil Presiden Megawati, tahu-tahu di pagar sudah ada demo. Saya panggil itu Kapolres Metro Jakarta Pusat: 'Bagaimana Anda mengamankan VVIP kalau demo sudah sampai di pagarnya Wakil Presiden?'," ceritanya.

Menurut Nono, ketegasan penindakan kepada pengendara motor di sekitar ring 1 perlu polisi lakukan sehingga pihak Paspampres tidak perlu turun tangan.

Sebab, lanjutnya, cara Paspampres menangani pelanggaran di sekitar ring 1 berbeda dengan polisi mengingat ada keselamatan seorang kepala negara yang perlu dijaga.

"Paspampres jangan diperhadapkan dengan kasus seperti ini karena bahasa (penanganan) berbeda sekali. (Penerobos ring 1 bagi Paspampres) sifatnya sudah mengusik dan mengancam, maka ada tindakan yang keras," tegasnya.

"Paspampres tidak bisa melakukan tindakan yang kita bayangkan seperti polisi lalu lintas mau tilang pelanggar lalu lintas: 'Selamat pagi, Pak. Selamat siang, Mohon maaf.' Tidak bisa," paparnya.

Saking tegas, menurut Nono, penerobos ring 1 baru-baru ini bisa saja ditembak di tempat oleh Paspampres.

"Prosedurnya sudah dilakukan. Menurut saya, tindakan (Paspampres) itu seharusnya bisa lebih keras. Ini baru pengendara sepeda motor besar. Kalau dia membawa senjata dengan tujuan tertentu atau bom. Bagaimana lah? Bahasanya, bisa ditembak," jelasnya.

Oleh karena itu, Nono mendukung pihak kepolisian yang tetap mengusut kasus ini meski pelaku telah meminta maaf.

"Ya. Karena bagaimanapun juga, dia (pelaku) menggunakan medsos, hp, dia rekam dan terpantau oleh petugas dan polisi. Saya kira dia akan berhadapan dengan ketentuan yang dilanggarnya," ujar Nono.

Menurutnya, bila tidak diusut, potensi kejadian yang sama terulang lagi di masa mendatang pun terbuka lantaran tidak ada efek jera.

"Mohon maaf itu urusan lain lagi. Saya kira (pengusutan) polisi itu harus karena jika tidak, ini akan berlanjut terus. Saya kuatir jika tidak ada tindakan keras dari aparat, masyarakat akan bertindak sendiri, main hakim sendiri," urainya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pengendara motor menerobos kawasan ring 1, tepatnya di Jalan Veteran III pada Minggu (21/2/2021).

Saat itu, Paspampres tengah melakukan pengamanan instalasi di kantor Wakil Presiden. Sehingga, jalan tersebut yang biasanya dibuka untuk umum kala itu ditutup untuk sementara.

Petugas pun telah memasang rambu pembatas jalan sebagai penanda jalanan tersebut ditutup.

Namun, tiba-tiba saja para pengendara motor melintas dengan kecepatan tinggi dan suara knalpot yang berisik.

Para pengendara itu kemudian dilumpuhkan oleh petugas Paspampres.

Video yang merekam kejadian itu lalu viral di media sosial setelah diunggah oleh para pengendara motor tersebut.

Momen saat seorang petugas Paspampres menendang salah satu pemotor hingga terjatuh juga ikut terekam dalam video.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/01/15132611/mantan-komandan-paspampres-polisi-perlu-tindak-keras-pengendara-motor

Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke