Salin Artikel

Kebakaran di Bekasi, Warga Tak Sempat Selamatkan Benda, Pemadaman Butuh Waktu Semalaman

Pemadaman api memakan waktu lama karena para pemadam terhambat akses jalan yang macet, sulitnya sumber air, dan angin yang bertiup kencang serta situasi lapangan yang dipenuhi barang-barang mudah terbakar.

Dikutip dari Tribun Jakarta, sedikitnya 10 bangunan semipermanen ludes dilalap api dan rata dengan tanah.

Insiden kebakaran itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 17.30 WIB dan butuh waktu semalaman untuk pemadaman dan pendinginan.

Yusrha (36), seorang warga sekaligus pengusaha ban dan pelek, mengaku mengalami kerugian besar karena tak sempat menyelamatkan banyak benda.

"Sekitar 95 persen habis, enggak sempat dikeluarin, cuma sedikit yang berhasil diselamatkan," kata dia kepada wartawan, Kamis (11/3/2021) sore.

"Ban baru, pelek baru, kalau ditotal lebih kurang (kerugian) Rp 500 juta ada. Ban seken juga ada yang terbakar duluan. Ini tempat tinggal juga, gudang saya di belakang," ungkap Yusrha.

Yusrha yang mengaku sudah enam tahun bermukim di sana menyebutkan, tak jelas api pertama kali menyulut dari mana.

"Informasinya beda-beda," ujarnya.

Yang ia tahu, api dengan cepat membesar dan merambat.

Siti Haya (50) juga menuturkan hal yang sama.

"Awalnya saya tidak tahu, orang mau maghrib, pada di dalam semua. Tiba-tiba pas saya keluar, api sudah membesar," kata Siti, Kamis.

Ia menjelaskan, begitu ia membuka pintu belakang rumahnya, asap sudah mengepul tebal, dengan warna hitam pekat, serta langsung membuat matanya pedih.

"Saya takutnya roboh saja ini bangunan. Saya lebih memilih menyelamatkan diri tidak bawa apa-apa," ujar Siti yang usaha kayu paletnya ludes dilalap api.

"Kalau saya tidak ada yang bisa diselamatkan," ucapnya.

Siti yang mengaku tinggal di sana sejak 2001 kini harus mengungsi ke rumah seorang kerabat di Cikarang.

"Habis semua seperti surat-surat, KTP, semuanya habis, tidak ada yang bisa diamankan," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/11/19051191/kebakaran-di-bekasi-warga-tak-sempat-selamatkan-benda-pemadaman-butuh

Terkini Lainnya

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke