Salin Artikel

Pengamat: JAD Anggap Ramadhan Bulan Sakral untuk Lakukan Pengeboman

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca aksi pengeboman di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) kemarin, petugas keamanan memperketat penjagaan rumah ibadah di berbagai wilayah, termasuk Ibu Kota Jakarta.

Polda Metro Jaya bahkan meminta pengurus gereja-gereja di Jakarta untuk menambah kamera CCTV demi memperketat pengamanan.

"Kita akan koordinasi untuk tambahkan kamera CCTV," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Selasa (30/3/2021).

Polisi bersama TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan juga akan memperketat patroli dalam beberapa waktu mendatang. Ditambah lagi, umat Nasrani akan menggelar peringatan Jumat Agung pada 2 April 2021 nanti.

Pihak kepolisian dan sejumlah pengamat terorisme meyakini bahwa pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

Analisis ini didasarkan pada sasaran pengeboman yang serupa dengan insiden di Surabaya, Jakarta Timur, pada 2018 dan Jolo, Filipina, pada 2019, yakni sama-sama menyasar gereja Katolik.

"Mereka menyasar gereja karena mereka kelompok Wahabi Takfiri yang christophobia atau tidak menyukai orang-orang non-Muslim," ujar Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, seperti dilansir bbc.com.

Pengeboman jelang Ramadhan

Senada dengan Al Chaidar, pengamat terorisme dari Universitas Indonesia, Muhammad Syauqillah, juga menduga pelaku pengeboman di Gereja Katedral Makassar adalah bagian dari kelompok JAD.

Ia menduga, aksi pengeboman dilakukan sebagai "amaliyah", istilah yang disalahgunakan oleh kelompok tersebut untuk menyebut aksi pengeboman, menjelang bulan Ramadhan.

"Mereka (JAD) mengganggap bulan suci Ramadan adalah waktu yang tepat karena di bulan-bulan inilah amal dilipatgandakan," tutur Muhammad Syauqillah kepada BBC News Indonesia.

"Ini bulan yang sakral untuk kelompok itu," imbuhnya.

Tindakan pengeboman jelang bulan Ramadan, katanya, juga pernah terjadi pada 2019 lalu di pos pengamanan Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Sebelumnya diberitakan bahwa ledakan bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu pagi. Pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami-istri berinisial L dan YSF.

Kedua pelaku tewas di tempat usai pengeboman, sementara puluhan orang mengalami luka ringan hingga berat akibat terkena serpihan bom.

L dan YSF diketahui baru saja menikah enam bulan yang lalu. Keduanya dinikahkan oleh terduga teroris bernama Rifaldy yang merupakan bagian dari JAD.

Rifaldy diduga terlibat aksi bom bunuh diri serupa di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

L sempat meninggalkan surat wasiat untuk orangtuanya. Dalam surat itu, L berpamitan kepada orangtuanya dan mengaku siap mati syahid.

(Penulis : Muhammad Isa Bustomi/ Editor : Sandro Gatra)

Artikel di atas telah tayang di bbc.com dengan judul "Bom Makassar: Pelaku diduga anggota kelompok JAD sebagai 'balas dendam dan aksi jelang bulan Ramadan', kata pengamat terorisme".

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/03/30/15483731/pengamat-jad-anggap-ramadhan-bulan-sakral-untuk-lakukan-pengeboman

Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke