JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Timur M Anwar angkat bicara soal pembangunan rumah panggung di Kampung Melayu yang menuai pro kontra.
Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono adalah salah satu yang kontra. Ia menyebut pembangunan itu berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial.
Namun, Anwar tidak mau ambil pusing soal hal itu.
Ia mengatakan, penolakan merupakan hal yang biasa dan harus ditanggapi dengan kepala dingin.
"Saya kira kritikan kan sehat, bagus buat kita. Kita enggak usah menanggapi dengan kontra. Itu kita anggap kebaikan saja," kata Anwar kepada awak media, Rabu (7/4/2021), dilansir dari Tribun Jakarta.
Anwar pun meminta agar warga mengubah kebiasaan hidup mereka usai rumah panggung selesai dibuat.
Ia mengimbau agar warga mulai berperilaku hidup sehat.
"Rumah panggung? Itu pertama kan daerah banjir, yang kedua daerah kumuh padatnya, ketiga home industry orang banyak jual kue kering masa sih mereka jual kue kering mengangkat usaha mikro kita nggak bantu makanya ada program dari provinsi melalui Baznas dari APBD kita lakukan mapping," ungkap Anwar.
Sebelumnya, Gembong Warsono menyebut, ada potensi kecemburuan sosial dalam program pembangunan rumah panggung di RT 13/RW 04 Kampung Melayu, Jakarta Timur demi mencegah banjir.
Dia menilai program yang dijanjikan Pemprov DKI melalui kolaborasi dengan Baznas Bazis DKI dan Karya Bakti TNI itu akan memicu kecemburuan di kawasan rawan banjir lainnya.
"Sudah pasti akan menimbulkan kecemburuan sosial, misalnya orang Cikoko di daerah Jakarta Selatan bisa aja bilang, 'Memang yang banjir cuman Kampung Melayu doang, Pak?'," kata Gembong saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/4/2021).
Gembong mengatakan, program penanganan banjir seharusnya tidak seperti yang dilakukan Pemprov DKI di Kampung Melayu dengan meninggikan rumah warga. Menurut dia, program tersebut sangat tidak elok jika dikatakan sebagai solusi untuk penanganan banjir di DKI Jakarta.
"Enggak bisa mengatasi banjir sepotong-sepotong, enggak bisa sesuai selera," kata Gembong.
Anggota Komisi A DPRD DKI itu meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serius menentukan langkah pengendalian banjir sesuai dengan kajian yang sudah ada, yaitu dengan normalisasi.
"Normalisasi! Tidak ada cara lain, kalau itu memang daerah banjir tidak ada cara lain selain normalisasi," ucap Gembong.
Akun Instagram Pemprov DKI Jakarta @dkijakarta sebelumnya menyebutkan, sebanyak 40 rumah warga RT 13 RW 04 Kampung Melayu akan direnovasi menjadi model panggung.
"Rumah warga akan dibangun berlantai tiga. Untuk bagian atasnya dijadikan rumah, lalu bagian bawahnya dibuat model panggung setinggi 3,5 meter untuk usaha dan interaksi sosial. Sebelum lebaran kita targetkan ini sudah selesai," kata M Anwar, Sabtu lalu.
Kawasan tersebut merupakan kawasan langganan banjir. Pemprov DKI Jakarta melalui Pemerintah Kota Admistrasi Jakarta Timur berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya Baznas Bazis DKI dan Karya Bakti TNI, menginisiasi Program Bedah Kampung di kawasan Kampung Melayu itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/07/19263381/pembangunan-rumah-panggung-di-kampung-melayu-dikritik-wali-kota-jaktim
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan