Salin Artikel

Hari Pertama Ramadhan, Kawasan Kuliner Pasar Lama Tangerang Sepi Pengunjung

Pantauan Kompas.com sekitar pukul 17.00 WIB, warga mulai berdatangan untuk membeli takjil di pasar tersebut.

Tak hanya membeli takjil, tampak pula sebagian warga membeli makanan berat yang dijual di Pasar Lama.

Bila biasanya banyak pedagang di Pasar Lama yang memenuhi kawasan itu mulai pukul 13.00 WIB, pada hari ini banyak pedagang yang baru mulai berjualan sekitar pukul 17.00 WIB.

Takjil yang dijajakan di Pasar Lama cukup bervariasi, mulai dari kolak, es campur, es buah, pacar cina, gorengan, onde-onde, hingga kue cubit.

Pedagang di Pasar Lama juga menyediakan berbagai makanan berat, mulai dari soto, nasi goreng, mie goreng, hingga sate wagyu.

Meski terdapat berbagai varian yang dijajakan di pasar tersebut, kawasan itu tampak sepi pengunjung, bahkan hingga mendekati waktu berbuka.

Tak ada antrean panjang di tiap lapak pedagang.

Di kawasan itu ada sekitar seratus pedagang takjil atau pun makanan berat.

Rata-rata, di tiap lapak hanya ada satu atau dua pengunjung yang membeli jualan mereka.

Para pengunjung yang tidak berpuasa juga bisa menyantap hidangan para penjual di kawasan tersebut.

Salah seorang pembeli bernama Fuad Darmawan mengaku membeli takjil di kawasan tersebut hingga Rp 200.000.

"Kebetulan lagi jalan-jalan sama istri, tapi emang sengaja mau beli takjil soalnya udah sering beli takjil di sini juga (Pasar Lama)," tutur Fuad usai dia membeli takjil.

Dia menyebutkan, takjil favorit dia di kawasan itu adalah kolak.

Meski menurut dia harga di Pasar Lama tidak terlalu murah, tetapi Fuad tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Sebab, Fuad bisa menemukan banyak jajanan di kawasan tersebut sehingga memiliki banyak pilihan kudapan.

Fuad bersama istrinya pun kerap kali membeli takjil di Pasar Lama pada tahun-tahun sebelumnya.

"Cukup mahal sih di sini kalo menurut saya, tapi di sini pilihannya banyak. Jadi emang enak," ungkapnya.

Fauzan, pembeli lainnya, mengaku baru kali ini membeli takjil di kawasan Pasar Lama.

Sebab, dia merupakan seorang perantau yang baru kali ini merasakan bulan Ramadhan di Kota Tangerang.

Menurut Fauzan, kudapan yang ada di Pasar Lama memang variatif.

Sore tadi, dia memilih untuk membeli es buah dan siomay.

"Kalo harga, di sini emang enggak semurah takjil di kota asli saya, tapi emang enak sih yang jualannya banyak," papar Fauzan saat dia membeli takjil.

Tempat itu, kata Fauzan, dekat dengan rumah kontrakan dia.

"Besok-besok mau beli di sini lagi sih soalnya deket sama kontrakan saya," ucap dia.

Seorang penjual takjil bernama Afni berujar, dia telah membuka lapaknya sejak pukul 12.30 WIB.

Menurut dia, pengunjung di kawasan itu sepi lantaran Kota Tangerang baru saja diguyur hujan.

Lalu, kemungkinan banyak warga yang menghindari keluar rumah di tengah pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah sih meskipun sepi gitu ya, tapi jualannya laku lumayan banyak," ujar Afni saat ditemui.

Dia menyebutkan, banyak pengunjung yang membeli gorengan yang dia jual. Harga satu gorengan, yakni Rp 2.000 hingga Rp 3.000.

Selain gorengan, putu mayang yang dia jual juga laku. Putu mayang itu banderol dengan harga Rp 10.000 tiap satu porsi.

"Putu mayang kayak dari ketan gitu. Harganya Rp 10.000," ucap Afni.

Berkaitan dengan protokol kesehatan, lanjut dia, semua pegawai di lapaknya diwajibkan untuk menggunakan masker dan memakai sarung tangan.

"Di sini juga ada petugas Satpol PP yang ngingetin pedagang sama pembeli kalo lupa protokol (kesehatan)," tuturnya.

Seorang penjual burger, Yanuar, mengaku telah menyiapkan lapaknya sejak pukul 16.00 WIB.

Biasanya, dia membuka lapaknya pukul 13.00 WIB. Namun, Yanuar memundurkan waktu membuka lapak selama Ramadhan.

"Jadi biar deket sama waktu berbuka aja. Jam 16.00 WIB saya buka, siap-siap tuh, potong-potong tomat, nyiapin sayur, sama yang lainnya," kata Yanuar saat ditemui.

Yanuar menuturkan, harga burger yang dia jual mulai dari Rp 25.000 hingga Rp 75.000.

Dia menyatakan, warga dapat membeli makanan berat di lapaknya serasa membeli makanan di restoran.

Sebab, kata Yanuar, burger yang dia jual berbahan premium.

"Yang paling laris di sini ada sate wagyu. Sate wagyu yang bentuknya kotak, itu jadi inspirasi untuk nama lapak ini, Sapi Kotak," papar Yanuar.

Berkaitan dengan protokol kesehatan, lanjut dia, pedagang di kawasan itu sudah menerima vaksin Covid-19.

Meski demikian, Yanuar tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Dia selalu mengingatkan pembeli di lapaknya untuk menggunakan masker.

"Kalo ada yang enggak pake masker kan enggak mungkin enggak boleh beli. Ya saya ingetin buat pake masker dulu sebelum beli," tutur Yanuar.

Pantauan Kompas.com, ada sekitar 8-10 petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang berjaga di kawasan Pasar Lama.

Pihak kepolisian juga turut mengamankan kawasan tersebut.

Salah seorang petugas Satpol PP yang bertugas menyebutkan, pihaknya menjaga kawasan itu bila ada pembeli atau penjaga yang melanggar protokol kesehatan yang berlaku.

"Ya biasalah, orang kadang suka lupa, makanya kami di sini ngejagain. Kalau enggak puasa atau ada penjual takjil juga kan kami selalu berjaga di sini," papar dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/13/20271751/hari-pertama-ramadhan-kawasan-kuliner-pasar-lama-tangerang-sepi

Terkini Lainnya

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Beri Santunan Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Pemprov DKI Jakarta Bangun RDF di Rorotan Cilincing, Tampung 2.500 Ton Sampah Per Hari

Megapolitan
Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Percaya Bus Laik Jalan, Yayasan SMK Lingga Kencana: Kalau Tak Yakin, Enggak Diberangkatkan

Megapolitan
Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Ketika Janji Heru Budi Beri Pekerjaan ke Jukir Minimarket Dianggap Mimpi di Siang Bolong...

Megapolitan
Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Suprayogi, Guru SMK Lingga Kencana yang Tewas dalam Kecelakaan Bus, Dikenal Perhatian dan Profesional

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Pihak Yayasan Merasa Kondisi Bus Layak

Megapolitan
Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Tidak Cukup Dibebastugaskan, Direktur STIP Diminta Bertanggung Jawab secara Hukum

Megapolitan
Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Polisi Selidiki Penyebab Tawuran di Kampung Bahari yang Bikin Jari Pelaku Nyaris Putus

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Yayasan SMK Lingga Kencana: Perpisahan di Luar Kota Disepakati Guru dan Siswa

Megapolitan
Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Tawuran Pecah di Gang Bahari Jakut, 1 Korban Jarinya Nyaris Putus

Megapolitan
Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Dharma Pongrekun Serahkan Bukti Dukungan Cagub Independen ke KPU Jakarta

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 13 Mei 2024

Megapolitan
Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Pungli di Masjid Istiqlal Patok Tarif Rp 150.000, Polisi: Video Lama, Pelaku Sudah Ditangkap

Megapolitan
Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Orangtua Korban Tragedi 1998 Masih Menunggu Anak-anak Pulang Sekolah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke