Momentum baik itu diharapkan terus berlangsung. Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana meminta warga Depok jangan sampai longgar menerapkan protokol kesehatan.
"Kita ketahui bahwa pada Ramadhan sekarang, aktivitas warga secara sosial dan ekonomi cukup tinggi. Nah ini harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Dadang, Selasa (20/4/2021) malam.
"Kalau kita longgar maka dikhawatirkan ada peningkatan kasus kembali. Jadi ini yang harus kita sama-sama pahami, terutama di dalam kegiatan sosial keagamaan," ujar Dadang.
Ia mengeklaim, sejauh ini belum ada klaster dari ibadah tarawih di Depok. Ia menyebutkan, aparat keamanan turun langsung ke lapangan untuk mengawasi dan mengingatkan jemaah agar senantiasa menerapkan protokol kesehatan.
"Secara mayoritas, mereka mematuhi," ujar Dadang.
"Yang harus dilakukan antisipasi itu frekuensi setiap hari dan waktu yang digunakan (agar jangan) terlalu lama. Dalam surat edaran penyelenggaraan Ramadhan, misalnya, kultum maksimal 10 menit. Bukan kami membatasi kegiatan keagamaan, tapi dilakukan pengaturan," tambah dia.
Berdasarkan catatan Kompas.com, kasus aktif Covid-19 di Depok sempat menukik tajam dari puncak pandemi pada akhir Januari 2021 yang sempat melampaui 5.000 pasien dalam sehari.
Namun, dalam 1-2 pekan terakhir, kurva tak lagi menukik melainkan stagnan/mendatar, dengan jumlah 1.500-1.700 pasien masih diisolasi setiap hari.
"Kasus (baru Covid-19) harian di kisaran antara 100-200 per hari saat ini. Dibanding dua minggu sebelumnya, relatif lebih rendah, saat itu (kasus harian) 200-300," kata Dadang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/21/06061121/warga-depok-diminta-tak-mengendurkan-protokol-kesehatan-saat-ramadhan