Salin Artikel

Aturan Mudik Terbaru untuk Penumpang Kereta Jarak Jauh dari Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengeluarkan Addendum Surat Edaran (SE) nomor 13 tahun 2021, Kamis (22/4/2021).

Addendum tersebut mengatur pengetatan persyaratan pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) selama H-14 pra Lebaran dan H+7 pasca Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 14-15 Mei 2021.

Sebagaimana tertuang dalam addendum tersebut, pemerintah menetapkan tanggal 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei sebagai periode pengetatan mudik.

Perjalanan yang diatur mencakup darat, laut, dan udara, termasuk yang menggunakan kereta api jarak jauh.

Selama periode itu, masyarakat diperbolehkan untuk meninggalkan DKI Jakarta dengan segala jenis transportasi yang ingin digunakan.

Berikut sejumlah aturan baru perjalanan untuk calon penumpang kereta api jarak jauh yang berangkat dari stasiun besar di DKI Jakarta.

Wajib bawa hasil negatif tes Covid-19

Dalam addendum tersebut dipaparkan bahwa calon penumpang kereta api jarak jauh wajib memperlihatkan surat hasil tes negatif PCR atau rapid test antigen dengan sampel diambil H-1 sebelum keberangkatan.

Aturan itu lebih ketat dari sebelumnya di mana sampel bisa diambil 3X24 jam.

Pengetatan tersebut dikonfirmasi oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) di akun Twitter resmi, @KAI121, Sabtu (24/4/2021).

"Merujuk Adendum SE No. 13/2021 Satgas Penanganan COVID-19, masa berlaku seluruh hasil skrining (RT-PCR, Rapid Antigen & GeNose C19) bagi penumpang KA antarkota maksimal sampelnya diambil 1×24 jam sebelum jadwal keberangkatan KA," begitu bunyi pernyataan PT KAI.

Dari pernyataan PT KAI tersebut, diketahui bahwa calon penumpang bisa memakai opsi tes dengan GeNose C19 pada H-1 menjelang keberangkatan.

Hal itu berbeda dengan aturan yang tertulis di addendum di mana hasil negatif tes GeNose dapat diperoleh di tanggal yang sama dengan jadwal keberangkatan.

Pengecualian bagi anak-anak di bawah usia 5 tahun di mana mereka tidak diwajibkan untuk melakukan tes RT-PCR/rapid test antigen/tes GeNose C19 sebagai syarat perjalanan.

Pengisian e-HAC

Calon penumpang kereta api jarak jauh tidak diwajibkan mengisi e-HAC sebagai syarat perjalanan.

Untuk diketahui, e-HAC adalah kartu kewaspadaan kesehatan yang mencatat alamat tujuan dan keberangkatan pelaku perjalanan.

Syarat pengisian e-HAC itu mengacu Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Perpanjangan Ketentuan Perjalanan Orang Dalam Negeri pada Masa Pandemi Covid-19.

Apabila ingin mengisi e-HAC, calon penumpang kereta dapat melakukannya melalui aplikasi atau situs resmi e-HAC.

Makan di kereta

VP Public Relations PT KAI Joni Martinus mengungkapkan, para penumpang kereta api antarkota diperbolehkan bersantap sahur dan berbuka dalam perjalanan KA jarak jauh selama periode pengetatan pra-Lebaran.

Akan tetapi, untuk pengguna KA dengan perjalanan kurang dari 2 jam, makan dan minum hanya diizinkan saat waktu berbuka puasa tiba hingga satu jam setelahnya.

Para penumpang nantinya bisa membeli makanan dan minuman di atas KA jarak jauh.

Layanan tersebut bisa didapatkan di Kereta Makan ataupun melalui petugas pramugari.

Pembatasan di periode mudik

Sementara itu, pemerintah telah menetapkan periode larangan mudik pada tanggal 6-17 Mei 2021.

Joni menjelaskan, pihaknya hanya membuka penjualan tiket kereta untuk tanggal keberangkatan sampai 5 Mei 2021.

Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap aturan pemerintah dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.

“KAI mendukung penuh seluruh kebijakan pemerintah dalam hal penanganan Covid-19 pada moda transportasi kereta api,” ujar Joni, Selasa (20/4/2021).

Dalam periode larangan mudik tersebut, masyarakat diperbolehkan melakukan perjalanan lokal.

Sehingga, warga Jabodetabek dapat menggunakan transportasi umum di wilayah aglomerasi, termasuk berkendara dengan kereta Commuter Line.

(Reporter: Muhammad Choirul Anwar)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/24/12464531/aturan-mudik-terbaru-untuk-penumpang-kereta-jarak-jauh-dari-jakarta

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke