Salin Artikel

Kisah Cinta Pangeran Kesultanan Banten di Balik Berdirinya Masjid Raya Al-Ikhlas Cilenggang

Bangunannya hanya dua lantai dan berdiri di dalam gang selebar dua meter.

Di sisi luar bangunan terdapat menara setinggi kurang lebih 50 meter dengan empat undakan. Bagian atasnya dibuat runcing layaknya tombak.

Langit-langit ruang ibadahnya dibuat berlubang di bawah kubah di dengan motif lafaz Allah bagian tengahnya.

Hampir tak ada sesuatu mencolok dan menarik perhatian setiap mata yang melihat rumah ibadah tersebut.

Padahal, Masjid Al-Ikhlas disebut-sebut sebagai masjid tertua di Tangerang Selatan dan menjadi jantung penyebaran Islam di kawasan Serpong dan sekitar.

Bahkan, Masjid yang didirikan pada 1669 silam itu menyimpan cerita menarik mengenai kisah cinta seorang pangerang dari Kesultanan Banten.

"Awalnya dulu di daerah sini tidak ada agama Islam. Dulu itu Hindu, di sini tersebar banyak situs-situs peninggalan hindu," ujar Sejarawan Tubagus Sos Rendra, saat diwawancarai, Minggu (9/5/2021).

Sos Rendra mengungkapkan, Masjid Al-Ikhlas, Cilenggang didirikan oleh Tubagus Atif, pangeran Kesultanan Banten ke-6.

Putra dari Sultan Ageng Tirtayasa itu membangun rumah ibadah ketika hendak menikahi seorang wanita pribumi bernama Siti Almiah.

Cerita mengenai pembangunan Masjid Al-Ikhlas berawal dari kedatangan Tubagus Atif pada 1667 ke Cilenggang yang kala itu masih dikenal dengan wilayah Benteng Selatan milik Belanda.

Tubagus Atif diutus ke wilayah Benteng Selatan untuk membantu masyarakat melawan Belanda, sekaligus menyiarkan agama Islam.

"Diutus langsung Sultan Ageng Tirtayasa untuk datang kesini menyebarkan agama Islam, dan membantu masyarakat memerangi Belanda. Itu sekitar tahun 1667 diutus ke daerah sini," kata Sos Rendra.

Selama Tubagus Atif menjadi Panglima Perang Kesultanan Banten di Cillenggang, tak banyak peperangan yang terjadi.

Dia bisa lebih fokus menjalankan misi utamanya untuk menyiarkan agama Islam.

Tujuannya agar semakin banyak masyarakat yang memeluk agama Islam dan membuat wilayah Tangerang Selatan menjadi "terang benderang".

"Sama seperti halnya Syarif Hidayatullah ketika diutus ke tanah Banten. Dulu sebutannya belum Banten, belum ada agama Islam," kata Sos Rendra.

"Jadi ketika Syarif Hidayatullah ke tanah ini, jadilah Banten, Ketiban Inten. Karena dari dulunya gelap, belum ada Islam, menjadi terang benderang," sambungnya.

Beberapa bulan berlalu, Sosok Tubagus Atif tak hanya dikenal sebagai seorang pangeran. Dia juga dikenal sebagai guru agama sekaligus panutan masyarakat.

Kewibawaannya dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan berhasil memikat masyarakat untuk mempelajari dan memeluk agama Islam.

Sampai akhirnya, seorang wanita pribumi berhasil membuat Sang Pangeran jatuh cinta. Perempuan itu ialah Siti Almiah, salah satu murid dari Tubagus Atif.

"Tubagus Afif jatuh cinta sama muridnya itu, kan dia guru, menyebarkan agama Islam. Jatuh cinta dengan muridnya Siti Almiah," kata Sos Rendra.

Strata sosial yang berbeda seakan tak menjadi pembatas bagi Tubagus Atif untuk mendekati perempuan yang memikat hatinya.

Bak gayung bersambut, Siti Almiah juga terpikat dengan sosok Tubagus Atif yang banyak mengajarkannya soal nilai-nilai ke-Islaman.

Tubagus Atif memutuskan untuk menikahi sang kekasih. Sejalan dengan misi utamanya menyiarkan agama Islam, dia lantas membangun masjid yang kemudian dijadikan mas kawin untuk pernikahannya.

"Jadi dulu itu di sini itu sudah jadi pondokan. Dan Tubagus atif membuat masjid panggung tahun 1669," ungkap Sos Rendra.

"Tahun 1669, beliau menikah dengan Siti Almiah. Mas Kawinnya ini, Masjid Raya Al-Ikhlas," kata Sos Rendra.

Sos Rendra mengatakan, kala itu Masjid Raya Al-Ikhlas hanya berupa rumah panggung yang terbuat dari bambu dengan atap ijuk.

Tak ada bangunan bertingkat ataupun menara yang tinggi menjulang seperti saat ini.

"Kalau kita bayangkan surau jaman dulu. (rumah) panggung lah. Bayangkan surau jaman dulu. Jadi masih kecil lah," tutur Sos Rendra.

Tubagus Atif wafat pada 1721. Dia dikuburkan di tajug atau mushala di tepian sungai Ciletreung tak jauh dari Masjid Raya Al-Ikhlas.

Tajug tersebut menjadi tempat ibadah pertama masyarakat Cilenggang sebelum berdirinya masjid tersebut.

Tubagus Atif menitipkan pesan agar nantinya dikuburkan di tajug tersebut. Bersebelahan dengan adiknya, Ratu Ayu yang sudah wafat beberapa tahun sebelumnya.

"Meninggal 1721, jadi Tubagus Atif pesan ke keturunannya, anak istrinya. Karena dia dulu bikin tajug, surai juga, sebelum Masjid Raya Al-Ikhlas ini," kata Sos Rendra.

Makam Tubagus Atif dan adiknya, Ratu Ayu kini dikenal sebagai Makam Kramat Tajug Cilenggang.

Adapun saat ini, Masjid Raya Al-Ikhlas tak menyisakan bentuk awal saat pertama kali didirikan. Seluruh bagiannya sudah direnovasi ratusan kali.

Di area masjid, peninggalan bersejarah hanya bedug yang masih dipertahankan dan dipergunakan saat ini setiap mengumandangkan azan.

"Dulu belum sebesar ini, jauh. Ini kan sudah ratusan kali renovasi. Dulu itu ini dari bambu, bilik lah," ucap Sos Rendra.

"Yang tersisa salah satunya bedug. Usianya sudah hampir 400 tahun, dari 1669," pungkasnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/10/12441991/kisah-cinta-pangeran-kesultanan-banten-di-balik-berdirinya-masjid-raya-al

Terkini Lainnya

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Polisi Sebut Pengunjung di Tebet Eco Park Tertimpa Dahan Pohon Flamboyan

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Supian Suri Dilaporkan Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN, Bawaslu Teruskan ke KASN

Megapolitan
Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Depok Terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN

Megapolitan
Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Pengamat : Ahok Punya Kelebihan Buat Maju Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Pohon Tumbang Timpa Seorang Pengunjung Tebet Eco Park, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

Megapolitan
Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Kecelakaan Tewaskan Pengendara Motor di Basura Jaktim, Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

3 ASN Pemkot Ternate Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Narkoba di Jakarta

Megapolitan
Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Kronologi Mobil Tabrakan dengan Pikap dan Motor di Depok, Pengemudi Hilang Kendali

Megapolitan
Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Tembak Kaki Pembunuh Imam Mushala, Polisi: Ada Indikasi Melarikan Diri

Megapolitan
Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Toyota Yaris Tabrak Mobil Pikap dan Motor di Depok, 5 Orang Luka-luka

Megapolitan
Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Demi Kelabui Polisi, Galang Cukur Kumis dan Potong Rambut Usai Bunuh Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Ditusuk Sedalam 19 Cm, Imam Mushala di Kebon Jeruk Meninggal Saat Dirawat di RS

Megapolitan
Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Dharma Pongrekun Ikut Pilkada DKI Jalur Independen, Pengamat : Harus Dapat Simpati Warga Buat Menang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke