Salin Artikel

Marak Mudik Pasca Lebaran, Terminal dan Stasiun Dipadati Calon Penumpang

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah stasiun dan terminal bus di kawasan Ibu Kota dan sekitarnya dipadati calon penumpang yang ingin mudik ke kampung halaman pasca berakhirnya kebijakan larangan mudik, Senin (17/5/2021).

Dilansir Antara, stasiun kereta api Pasar Senen di Jakarta Pusat tampak ramai dipadati penumpang, mulai dari ruang tunggu, area pencetakan tiket, hingga area pemeriksaan Covid-19.

Salah seorang warga Bekasi, Ika (35), mengaku baru bisa mudik ke kampung halamannya di Malang, Jawa Timur, bersama kedua anaknya setelah larangan mudik berakhir.

"Ya karena mengikuti aturan pemerintah saja, lagi pula kan syaratnya kemarin itu banyak dokumennya, harus ada alasan mendesak. Jadi, baru pesan kereta untuk hari ini," kata Ika.

Perjalanan KA Jarak Jauh kembali normal

Seperti diketahui, pemerintah menerapkan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021 demi menekan penularan Covid-19. Perjalanan antar daerah hanya diperbolehkan untuk hal-hal yang mendesak.

Pelaku perjalanan pun harus menyertakan surat izin perjalanan agar diizinkan berangkat.

Namun mulai Selasa ini, calon penumpang tidak perlu lagi melampirkan surat izin tersebut, melainkan hanya keterangan hasil negatif Covid-19.

Dikutip dari Kompas.id, antusiasme masyarakat untuk menggunakan kereta jarak jauh kembali meningkat di wilayah layanan Jakarta.

Selasa ini, Stasiun Gambir di Jakarta Pusat melayani keberangkatan 20 kereta yang membawa 3.693 penumpang.

Sementara itu, Stasiun Pasar Senen melayani keberangkatan 20 kereta dengan total 8.693 penumpang.

Sebelumnya, selama masa larangan mudik, PT Kereta Api Indonesia hanya mengoperasikan 19 kereta untuk penumpang dengan tujuan mendesak nonmudik, yang mengangkut sekitar 6.000 penumpang per hari.

Terminal bus dipadati pemudik

Selain di stasiun kereta, kepadatan penumpang juga terlihat di terminal bus, salah satunya Terminal Poris Plawad, Tangerang, Banten.

Petugas terminal mencatat 201 penumpang di terminal yang sebelumnya ditutup selama larangan mudik Lebaran.

Salah satu di antara penumpang tersebut adalah Indra (40). Pedagang kaki lima ini mengaku hendak mudik ke Padang, Sumatera Barat, bersama Istri dan kedua anaknya.

Mereka menaiki bus Bumi Minang dan mengantongi surat keterangan negatif hasil tes usap antigen sebagai syarat perjalanan.

”Tahun lalu tidak bisa pulang. Kali ini tunggu selesai penutupan (larangan mudik). Rencananya 15 hari di kampung,” ujarnya.

Pemudik lain, Siti (29), berangkat ke Madura, Jawa Timur, bersama keluarga.

Mereka terdiri atas lima orang dan menaiki bus Pahala Kencana setelah mengikuti tes GeNose C19 di terminal dengan hasil nonreaktif.

Pedagang kaki lima ini tidak mudik pada tahun lalu. Rombongannya tertahan di pos penyekatan dan memutar balik ke terminal awal.

”Ini mau mudik karena pas ada acara di kampung. Kemarin, kan, masih dilarang oleh pemerintah,” ucapnya.

Petugas terminal mencatat, sebanyak 5.274 penumpang berangkat dengan 964 bus dalam kurun 1-5 Mei 2021 atau sebelum larangan mudik Lebaran.

(Kompas.id/ Erika Kurnia, Fransiskus Wisnu Wardhana Dany)

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/18/20541751/marak-mudik-pasca-lebaran-terminal-dan-stasiun-dipadati-calon-penumpang

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke