Salin Artikel

Bantah Pelaku, Lansia yang Dianiaya ART: Saya Enggak Pernah Marahi Dia

"Enggak, enggak pernah (memarahi) paling juga menegur, tapi dia memang enggak pernah terima," kata Etty saat ditemui Rabu (19/5/2021).

Sebelumnya, pada Selasa (18/5/2021), pelaku berinisial NN (32) mengaku stress karena sering dimarahi majikannya.

"Tiap hari marahnya, makanya saya kan sudah enggak tahan sudah berapa kali minta berhenti enggak boleh, akhirnya saya stres dimarahi terus sama mereka, dihina," kata NN saat ditemui wartawan, Selasa.

NN juga mengaku beban kerjanya berat lantaran harus mengurus rumah tiga lantai seorang diri.

"Saya memang capek dalam kerjaan karena memang rumahnya besar 3 lantai saya pegang sendiri, cucinya pakai tangan juga, enggak ada mesin cuci," kata NN.

Sementara, menurut Etty, ia sempat mempekerjakan ART lain untuk membantu NN. Malah, NN menolak jika ada ART lain yang membantunya.

"Sudah ada dua pembantu dua bulan ini buat bantuin dia. Dia yang bilang 'saya enggak mau kalau ada pembantu lain, maunya sendiri'," kata Etty.

Bahkan, menurut Etty, NN memusuhi ART lain yang bekerja dengannya. Imbasnya ART lain tidak betah dan keluar dari pekerjaannya.

Etty mengaku gaji milik pelaku memang belum sampai ke tangan NN. Namun, hal tersebut terjadi lantaran permintaan NN sendiri.

"Itu bukan kita enggak mau kasih, itu dianya," kata Etty.

"Tadinya dia mau kasih ibunya mau transfer, sudah ditanya 'mana rekening mama kamu saya mau transfer', dia bilang 'saya belum dapat nanti aja kalau sudah dapat', ditanyain lagi belum ada," imbuhnya.


Kronologi versi ART

Adapun, Etty melaporkan NN kepada polisi usai penganiayaan yang terjadi Sabtu (15/5/2021) dan Minggu (16/5/2021).

Kepada wartawan, Etty mengungkapkan kronologi kasus.

"Jadi awalnya saya beliin ayam opor dua kilo untuk pembantu saya dari sebelum Lebaran," kata Etty.

Ayam itu diperuntukan bagi dua orang ART yang bekerja di rumah Etty.

Kemudian, pada Jumat (14/5/2021) sore, Etty mendapati beberapa telur yang ada di rumahnya telah raib.

Etty pun menanyakan hal tersebut pada Santi, ART lain yang juga bekerja di rumahnya, pada Sabtu pagi.

"Saya nanya sama pembantu yang satu lagi, yang suka masak (bukan pelaku), kok telur tinggal segini. Kata dia, 'Itu si itu (pelaku) yang masak, padahal lauk masih banyak'," kata Etty.

Kala itu, pelaku sedang berada di kamarnya yang bertempat di lantai atas rumah.

Tiba-tiba pelaku turun, kemudian mengamuk kepada korban.

"Dia tiba-tiba turun, kayaknya dengar, langsung ngamuk-ngamuk ke saya. Saya enggak sempat nanya ke dia langsung, dia sudah marah-marah," ungkap Etty.

"Dia bilang, 'Iya, saya yang makan, kenapa?' Malah galakan dia, ngamuk-ngamuk," kata Etty.

Kemudian, pelaku mengambil galon air kosong dan menyerang Etty dengan galon tersebut.

Penganiayaan juga terjadi pada Minggu pagi.



"Jadi Minggu, saya bangun tidur mau cuci tangan, saya lihat ada panci rice cooker penuh airnya, sampai luber, ditaruh di wastafel," kata Etty.

Etty pun menanyakan hal tersebut kepada Santi.

"Saya ngomong sama Santi, 'Siapa yang rendam rice cooker airnya dipenuhin, kan kemarin saya rendam airnya cuma setengah.' Santi bilang enggak tahu, tapi mungkin dia (pelaku)," kata Etty.

Menurut Etty, ia telah berkali-kali menyampaikan kepada ART yang bekerja di rumahnya untuk tidak merendam panci rice cooker bekas pakai sampai penuh.

"Udah berkali-kali itu, ya sudah saya bilang, 'Ngapain sih buang-buang air yang enggak perlu, setan,' eh dia dengar dari atas, langsung turun, ngamuk-ngamuk," kata Etty.

Pelaku NN langsung menyerang Etty. Pergelangan tangan Etty dicakar dan kakinya ditendang.

Imbasnya, kaki Etty masih memar dan membiru hingga hari ini.

"Ini (tangan) dicakar, terus ini (kaki) juga ditendang," kata Etty menunjukkan luka cakar dan bekas ditendang NN.

Masih ada juga bekas cakaran di pergelangan tangannya. Menurut Etty, pergelangan tangannya sempat berdarah imbas dicakar NN.

Rekaman kamera CCTV yang memuat peristiwa tersebut viral di media sosial.

Dalam keterangan video dinyatakan bahwa penganiayaan terjadi pada Sabtu dan Minggu pekan lalu.

Terdapat tiga potongan video yang viral. Video tersebut merupakan kompilasi penganiayaan.

Di video pertama, terlihat ART perempuan tersebut tengah menggendong seorang anak kecil.

Kemudian, si ART mencakar seorang perempuan yang sudah lanjut usia. ART tersebut juga menggeser kursi yang tengah diduduki korban.

Di video kedua, pelaku dan korban terlihat terlibat adu mulut. Pelaku maupun korban sama-sama saling tunjuk.

Tiba-tiba pelaku mengambil galon air kosong dan hendak mengayunkannya ke arah korban.

Tetapi, terdapat orang lain yang melerai insiden tersebut. Korban kemudian masuk ke dalam kamar.

Video ketiga merupakan sambungan potongan video kedua. Pelaku tengah ditahan oleh seorang lainnya.

Namun, saat orang yang melerai lengah, pelaku mengambil galon dan berlari ke arah kamar tempat korban berada.

Di ujung video, identitas ART tersebut diungkap. Foto dari ART juga disertakan.

"Mohon bantu viralkan agar orang ini tidak bisa bekerja lagi dimanapun, agar tidak ada orang tua lainnya yang menjadi korban kekerasannya. Dan agar aparat penegak hukum dapat memproses ke jalur hukum," tulis keterangan di dalam video.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/05/19/19423331/bantah-pelaku-lansia-yang-dianiaya-art-saya-enggak-pernah-marahi-dia

Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke