JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok orang terlibat aksi penganiayaan dan perusakan di sebuah warung pecel di Jalan Raya Pasar Minggu, tak jauh dari Terminal Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (5/6/2021) malam.
Dalam kasus ini seorang pembeli menjadi korban pembacokan, sedangkan pedagang pecel lele mengalami pengaiayaan.
Pemilik warung pecel lele sekaligus korban, Ali Maat (28), mengaku kaget saat sekelompok orang datang ke warungnya untuk mencari seseorang sambil mengamuk.
Kata Ali, sebelumnya memang terjadi keributan antara pemotor yang menyebabkan satu korban luka di dekat warungnya.
“Tiba-tiba datang rombongan nanyain, tapi bukan nanyain (bertanya baik-baik), tapi ngamuk dulu sambil nanya, 'Mana orang yang tadi, yang misahin sama yang ribut tadi',” ujar Ali saat ditemui di dekat lokasi pembacokan, Senin (7/6/2021) malam.
Merasa dalam keadaan bahaya, Ali berusaha menjauh ketika sekelompok orang yang datang itu mencari lawan dan pihak yang melerai keributannya.
Namun, ketika Ali mengambil beberapa langkah mundur, sudah ada seseorang di belakangnya. Orang tersebut kemudian mengepruk kepala Ali dengan konblok.
“Saya mundur. Begitu mundur ada yang kepruk kepala saya dengan batu (konblok). Saya oleng, gelap, enggak tahu apa-apa. Enggak tahu keributan lanjutannya gimana,” kata Ali.
Ali menepi keluar dari warung. Ia menyandarkan diri ke tumpukan batako sambil memegang kepalanya.
“Setelah melek, pegang (kepala) berdarah, saya sempoyongan. Untuk (luka) dijahit enggak, tapi bekasnya ada,” ucap Ali.
Selang beberapa saat kemudian, Ali melihat pembeli pecel lele, Sarwanto (38), mengalami luka bacok. Namun, saat itu ia tak kuat untuk menolong Sarwanto lantaran masih sempoyongan akibat hantaman konblok.
Hingga semalam Ali masih merasakan nyeri akibat penganiayaan yang dialaminya. Meski demikian, dia bersyukur bisa selamat dari aksi brutal sekelompok orang tersebut.
“Semalam itu puncak pusingnya. Sampai sama istri bilang jangan ngomong, jangan noleh. Mata melek itu pusing banget,” kata Ali.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Bambang Handoko mengatakan, perusakan warung pecel lele dilakukan oleh tujuh orang. Mereka merusak barang-barang yang ada.
Keributan ini bermula ketika sekelompok orang datang untuk membalas dendam atas aksi baku hantam yang melibatkan anggota mereka dengan seorang pengendara motor.
Dalam adu jotos itu, dua pihak yang bertikai dilerai oleh pedagang pecel lele dan seorang pelanggan yang sedang makan di tempat.
“Awalnya dua lawan satu. Dipisahin pedagang pecel lele sama sopir toko material sini,” kata salah satu saksi mata di lokasi Rahmat (43).
“Pelaku yang berantem itu dipisahin ke arah saya. Lalu dia balik lagi. Pelaku bilang tunggu gue ya. Dia balik lagi yang naik motor boncengan. Itu yang nyerang,” kata Rahmat.
Kemudian pemotor yang sempat baku hantam kembali datang ke warung pecel lele. Ia datang bersama teman-temannya.
“Akhirnya datang kembali yang dua orang membawa teman-temannya kurang lebih tujuh orang ada sajam mencari korban,” kata Kompol Bambang pada Minggu (6/6/2021) siang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/08/13460241/pembacokan-di-pasar-minggu-pedagang-pecel-lele-mengaku-kepalanya-dikepruk