Salin Artikel

Cerita Pasien di RS Wisma Atlet: Tiap Setengah Jam Terdengar Suara Ambulans

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Jakarta terus bertambah seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Ibu Kota. Pada Rabu (23/6/2021) hari ini keterisian RS Wisma Atlet sudah mencapai 90 persen.

Salah satu pasien di RS Wisma Atlet, James Andi Parinding menyaksikan bagaimana pasien terus berdatangan ke sana.

"Selama saya di sana itu setiap setengah jam pasti selalu mendengar ambulance yang membawa pasien yang terpapar," kata James kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Saat ini, James sudah keluar dari RS Wisma Atlet. Ia menjalani perawatan di sana selama sepuluh hari, dari tanggal 11-21 Juni.

James menceritakan, awalnya ia menjalani tes swab di Puskesmas Cempaka Putih pada 9 Juni. Keesokan harinya, hasil tes keluar dan ia dinyatakan positif Covid-19.

"Namun di tanggal 10 Juni itu saya belum dirujuk ke Wisma Atlet dikarenakan kondisi di sana full," kata James.

James baru dikirim oleh Puskesmas ke RS Wisma Atlet pada Jumat, 11 Juni. Bersama pasien positif lain, James diantar oleh pihak Puskesmas menggunakan bus sekolah.

"Sampai di sana sudah banyak sekali pasien yang menunggu antrean untuk mendaftar ulang biar dapat kamar. Saya mengurus pendaftaran kurang lebih 2-3 jam," kata James.

Setelah melakukan pendaftaran dan dicek kesehatannya, baru lah James mendapat ruangan di Tower 7 lantai 23.

Banyak pasien anak

Setelah beberapa hari menjalani isolasi di RS Wisma Atlet, James pun menyadari bahwa pasien di sana tak hanya orang dewasa. Banyak juga anak-anak yang terpapar Covid-19 dan harus ikut dirawat di RS Wisma Atlet.

"Di Wisma Atlet itu jujur banyak sekali anak-anak kecil dan balita. Di bawah 10 tahun sama balita yang masih 11 bulan juga banyak," kata Andi.

Menurut Andi, anak-anak itu umumnya didampingi oleh orang tuanya yang juga positif Covid-19.

"Mungkin kena dari orang tuanya," kata Andi.

Andi menambabkan, banyak pasien anak itu yang hanya mengalami gejala ringan sehingga masih bisa bermain bersama anak sebayanya di lapangan RS Wisma Atlet. Namun, ada juga yang dalam kondisi berat sampai harus dipasangi selang untuk bantuan pernafasan.

"Saya sama adek saya waktu masih di RSDC itu sempat ketemu dengan seorang bapak yang sedang mengendong anaknya sekitar umuran 2 tahun, di mana anak kecil dipasangi alat berupa selang yang ada di hidung anak kecil itu," ucap Andi.

"Saya sedih sekali lihat anak kecil yang tidak tahu apa-apa bisa terpapar Covid-19," sambungnya.

Nakes keteteran

James menyebut, banyaknya pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet membuat para tenaga kesehatan keteteran.

James mendapat informasi bahwa jumlah tenaga kesehatan di RS Wisma Atlet hanya berjumlah 2.800 orang, yang dibagi ke dalam tiga shift.

Sementara jumlah pasien saat itu saja sudah menembus angka 6.000 lebih.

Namun, para tenaga kesehatan tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik.

"Kalau masalah keteteran pasti itu keteteran karena tiap hari pasti ada saja pasien yang masuk sana, tapi para petugasnya sepertinya mereka melayani dengan sepenuh hati," kata James.

James menceritakan, pasien setiap hari selalu dicek kesehatannya oleh perawat, mulai dari tensi darah hingga kadar oksigen.

Pasien juga selalu mendapatkan makanan dan obat 3 kali sehari. Setiap pasien yang dalam kondisi baik juga dibebaskan ke lapangan untuk melakukan aktifitas berupa jogging, senam, main basket, voli, dan bulu tangkis.

"Untuk pelayanannya sangat ramah sekali, baik nakes di tiap tower maupun petugas yang ketemu pasti selalu menyapa pasien," katanya.

Diminta pulang meski masih positif

James tak sendiri masuk RS Wisma Atlet. Sejumlah anggota keluarganya, yakni ibu, bapak dan dua orang adik juga ikut dirawat disana karena terpapar Covid-19.

Kini, mereka semua sudah kembali ke rumah meskipun masih ada yang positif Covid-19.

"Sekarang semua keluargaku sudah keluar semua, cuma sebenarnya bokap sama nyokap saya masih positif, tapi disuruh pulang karena RS Wisma Atlet masih mau dimasukin pasien baru," kata James.

James mengatakan, kondisi ayah dan ibunya sudah membaik meski masih positif berdasarkan hasil swab test Polymerase Chain Reaction. Dokter spesialis paru juga sudah memberi lampu hijau bagi ayah dan ibunya untuk isolasi mandiri di rumah.

"Ya atas arahan dokter paru sih makanya di isoman di rumah," kata James.

James sendiri tak mempermasalahkan ibu dan ayahnya sudah dipulangkan meski masih positif Covid-19. Ia memaklumi bahwa saat ini Covid-19 di Jakarta terus melonjak, sementara kapasitas di RS Wisma Atlet maupun RS rujukan Covid-19 terbatas.

"Pasien tiap hari banyak sekali yang masuk," katanya.

Tembus 8.096 pasien

Sampai Rabu pukul 08.00 WIB pagi tadi, tercatat ada 8.096 pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet. Jumlah itu bertambah 299 orang dibandingkan kemarin.

Komandan Lapangan RS Wisma Atlet Letkol M Arifin mengatakan, saat ini keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran sudah tembus 90,22 persen.

“Hari ini Rabu tanggal 23 Juni pukul 6 pagi dilaporkan kondisi kita hampir penuh artinya sudah terisi 90,22 persen," kata Rabu (23/6/2021) seperti dilansir Kompas TV.

Tempat tidur yang tersisa kini tinggal 9,78 persen.

"Ini warning benar-benar menjadi peringatan kita bersama tinggal sisa bed 9,78 persen atau sisa bed-nya 723," sambung Arifin.

Arifin menyebut kondisi ini terjadi karena pasien Covid-19 terus berdatangan setiap harinya. Pada Selasa kemarin saja, tercatat ada 705 pasien baru yang masuk.

"Kalau hari ini 700 lagi ya penuh,” ujar Arifin.

Guna mengantisipasi overkapasitas, pihak RS Wisma Atlet kemarin mulai mengoperasikan Rusun Nagrak di Cilincing sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/06/23/17551811/cerita-pasien-di-rs-wisma-atlet-tiap-setengah-jam-terdengar-suara

Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke