Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Jumat lalu menyebutkan, angka kasus aktif di Jakarta akan menembus 100.000 pada 6-10 Juli 2021. Untuk itu Pemprov DKI Jakarta mempersiapkan langkah menghadapi kondisi itu.
Ada enam skenario yang dipaparkan Anies. Pertama, rumah sakit kelas A akan dikhususkan sepenuhnya untuk intensive care unit (ICU) Covid-19
Kedua, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang dan berat.
Ketiga, rumah susun diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan.
Keempat, stadion indoor dan gedung konvensi besar akan diubah menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis, diusulkan untuk dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet.
Kelima, memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi, termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar Jakarta.
Terakhir, memastikan ketersediaan oksigen, alat pelindung diri (APD), alat kesehatan dan obat-obatan
Skenario itu sebagian sudah berjalan, sebagian lagi masih belum dipublikasikan Pemprov DKI Jakarta apakah mulai dijalankan atau menunggu kasus aktif berada di angka 100.000 .
Rumah sakit penuh, banyak warga tak dapat perawatan
Anies juga memaparkan, kapasitas tempat tidur di rumah sakit di Jakarta mulai kritis sejak pertengahan Juni 2021. Dia menggambarkan, kapasitas tempat tidur isolasi dan ICU terus dinaikan hingga jauh melebihi kapasitas pada puncak gelombang pertama Februari lalu.
"Apabila kapasitas tidak dinaikkan, maka rumah sakit sudah akan kolaps sejak tanggal 16 Juni 2021," kata Anies.
Data terbaru yang dipublikasi Pemprov DKI pada 2 Juli 2021, kapasitas tempat tidur isolasi di 140 rumah sakit yang merawat Covid-19 di Jakarta sudah sebanyak 11.134 tempat tidur. Dari jumlah itu, sudah terisi 10.220, atau 92 persen.
Tempat tidur ICU juga tak jauh berbeda tingkat keterisiannya dengan tempat isolasi. Dari 1.344 tempat tidur ICU yang disediakan, sudah terisi 94 persen.
Anies mengatakan kapasitas RS terus tingkatkan, tetapi berkejaran dengan peningkatan pesat jumlah pasien aktif Covid-19 yang membutuhkan perawatan.
Dia tidak memungkiri sudah banyak warga Jakarta yang tidak dapat perawatan akibat kapasitas tempat tidur perawatan terbatas.
"Sekarang pun banyak warga yang tidak mendapatkan tempat (perawatan), menunggu, mengatre di ICU, kita menyaksikan betapa tantangan ini nyata," ucap Anies.
Oksigen mulai langka
Meski Pemprov DKI menyebut ketersediaan pasokan oksigen di Jakarta baik-baik saja, kondisi lapangan jauh berbeda dari apa yang digambarkan.
Kasubag Humas RS Fatmawati Jakarta Selatan Atom mengatakan, oksigen di rumah sakit mulai menipis, khususnya untuk tabung gas portabel yang dimiliki RS.
"Infonya untuk tabung gas portabel yang memang ada sedikit hambatan, tapi alhamdulillah bisa teratasi, untuk gas liquid kita sudah terisi," kata Atom, Minggu lalu.
Belum lagi dengan kondisi pasien Covid-19 yang tidak mendapat perawatan di rumah sakit. Mereka berduyun-duyun memenuhi fasilitas pengisian oksigen berbayar.
Salah satunya terjadi di Jalan Minangkabau, Setiabudi Jakarta Selatan. Warga mengatre mengisi ulang oksigen dengan tabung yang mereka miliki.
Cerita warga bernama Nurdini yang mencari oksigen kemana-mana terekam oleh seorang jurnalis Wartakota. Nurdini mengaku sambil berlinang air mata mencarikan oksigen untuk ayahnya yang sedang sesak nafas karena Covid-19.
Dia mencari isi ulang oksigen seantero Jakarta tetapi banyak toko isi ulang yang juga kehabisan oksigen.
"Saya dari pagi cari isi ulang oksigen, sudah cari kemana-mana tapi habis," kata Nurdini.
Setelah mendapatkan toko yang menyediakan isi ulang oksigen, Nurdini harus mengantre sambil tak kuasa menahan tangis karena ayahnya dalam kondisi kritis.
Warga yang mengantre mengisi tabung oksigen melihat Nurdini menangis sesenggukan itu kemudian memberikan jalan agar Nurdini bisa lebih dulu mengisi oksigen.
Untuk mencegah kelangkaan oksigen di rumah sakit, Pemprov DKI Jakarta sebenarnya sudah membuka posko pengisian ulang di kawasan Monas.
Namun Anies menyebutkan, posko itu hanya untuk tabung oksigen dari rumah sakit saja dan bukan untuk masyarakat umum.
"Tapi kita lihat di luar sana masyarakat membutuhkan banyak sekali (oksigen). Kalau di RS masih terpenuhi, di luar yang masih jadi masalah," kata Anies.
Kematian meningkat
Efek berantai dari kejadian-kejadian kritis ini tak lain adalah angka kematian yang membumbung tinggi.
Senin kemarin Jakarta mencatat angka kematian tertinggi pasien Covid-19. Sebanyak 127 pasien Covid meninggal dunia karena Covid-19.
Berikut sejumlah peningkatan angka kematian pasien Covid-19 di Jakarta dalam dua pekan terakhir:
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/06/07585811/jakarta-menuju-100000-kasus-aktif-covid-19-rs-kolaps-oksigen-menipis