Salin Artikel

PPKM Darurat, Jumlah Penumpang dari Stasiun Tangerang Menurun

Kepala Stasiun Tangerang Eka Gusti Fadli berujar, penurunan itu akibat diterapkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Tangerang, mulai 3-20 Juli 2021.

Lebih tepatnya, kata dia, peraturan soal bekerja dari rumah (WFH) yang tercantum dalam PPKM darurat menjadi faktor penurunan jumlah penumpang.

"Jumlah penumpang tidak seramai biasanya. Penumpang kami juga sudah banyak yang WFH, karena dominannya (penumpang) pekerja," papar Eka dalam rekaman suara, Selasa.

Dia menuturkan, setidaknya ada sekitar 14.000-15.000 penumpang per hari sebelum PPKM darurat diterapkan.

Pada Senin kemarin dan hari ini, hanya ada 9.000-10.000 penumpang yang menggunakan kereta di stasiun itu.

Kemudian, pada Sabtu dan Minggu pekan lalu, tercatat hanya ada 7.000-8.000 pengguna kereta di Stasiun Tangerang.

Eka mengaku, antrean penumpang masih terjadi tiap pagi hari meski ada penurunan jumlah penumpang.

Antrean itu diakibatkan pembatasan penumpang saat setiap kali keberangkatan satu rangkaian kereta.

"Karena dibatasi itu, ya pasti ngantre. Hanya antrean pada saat pagi," ucapnya.

"(Sebanyak) 52 orang dalam satu rangkaian. Tangerang itu dikasih kuota 200 (penumpang), kalau 200 penuh keretanya, ya sudah kami tutup," sambung Eka.

Meski terdapat antrean, pihak Stasiun Tangerang masih mampu untuk mengatasinya agar tidak terjadi kerumunan.

Eka menambahkan, pihaknya masih melakukan skrining tes Covid-19 jenis tes antigen secara acak kepada 50 penumpang setiap harinya.

Tak hanya itu, penumpang juga diwajibkan untuk membawa surat hasil non-reaktif tes antigen yang sampelnya diambil satu hari sebelum keberangkatan.

Penumpang juga dapat menunjukkan surat hasil negatif tes PCR yang sampelnya diambil dua hari sebelum keberangkatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/06/20352041/ppkm-darurat-jumlah-penumpang-dari-stasiun-tangerang-menurun

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke