Salin Artikel

Hoaks Satgas Oksigen, Relawan Siaga: Kalau Ada yang Ambil Tabung, Jangan Ditanggapi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Relawan Siaga menampik program pengisian ulang tabung oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan sudah diluncurkan, seperti yang tersebar dalam jejaring sosial media.

Relawan Siaga menduga ada yang mencatut nama mereka dan melakukan penipuan, sehingga masyarakat diminta waspada.

"Benar bahwa DPP Relawan Siaga sedang persiapan terkait Satgas Oksigen tersebut, untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Namun saat ini masih dalam tahapan persiapan di internal dan belum diluncurkan secara resmi kepada publik, sehingga belum melakukan aksi di lapangan,” tulis DPP Relawan Siaga dalam rilis resmi, Sabtu (10/7/2021), dilansir dari akun Instagram @Relawan_Siaga.

Apabila ada oknum tertentu yang melakukan pengambilan tabung oksigen, kami pastikan hal tersebut bukan dari Relawan Siaga, untuk itu 'Mohon untuk tidak ditanggapi'," lanjut pernyataan resmi DPP Relawan Siaga.


DPP Relawan Siaga akan mengumumkan secara resmi dalam akun sosial medianya apabila program itu benar-benar sudah berjalan.

Sebelumnya, tersebar informasi pengisian oksigen gratis mengatasnamakan Relawan Siaga di media sosial.

Ketua Bidang Komunikasi DPP Relawan Siaga Aresdi Mahdi Asyathry mengatakan, lembaga non profit tersebut hingga kini masih belum bisa meresmikan program Satgas Oksigen, lantaran masih menunggu konfirmasi dari perusahaan penyedia oksigen.

"Saat ini masih dalam tahap persiapan. Kami sedang menanti jawaban konfirmasi dari penyedia oksigen yang kami sedang proses permohonan kerjasamanya," ujar Aresdi saat dihubungi, Senin (12/7/2021).

Di sisi lain, meski belum resmi diluncurkan, Relawan Siaga mengungkapkan pihaknya menargetkan akan melakukan 50-100 pengantaran oksigen nantinya.

"Nanti, jika sudah resmi. Kemampuan relawan kami untuk mengantarkan dan menjemput tabung oksigen dari depo pengisian oksigen ke rumah pasien adalah 50-100 tabung setiap harinya," ungkap dia.

Syarat dan mekanisme

Menyoal persyaratan calon peserta penerima bantuan oksigen, Aresdi mengatakan Satgas Oksigen nantinya hanya akan melayani isi ulang oksigen.

"Kami melayani isi ulang oksigen saja. Tidak meminjamkan tabung, " ungkap dia.


Lebih lanjut, ia mengatakan, peserta juga harus memiliki lebih dari satu tabung oksigen.

"Kenapa harus lebih dari satu tabung, agar jika pengiriman tabung telat tiba, pasien tidak dalam bahaya sebab mereka masih memiliki satu tabung cadangan," ucap Aresdi.

Selain harus memiliki lebih dari satu tabung, calon peserta juga harus menunjukkan hasil rapid antigen atau PCR atau surat keterangan yang menyatakan positif Covid-18 dari Satgas Covid-19 setempat.

Aresdi mengatakan, untuk sementara cakupan Satgas Oksigen hanya berada di wilayah Jabodetabek. Mengingat jumlah dan kemampuan pengantar tabung yang terbatas.

Meski demikian, Aresdi tidak menutup kemungkinan jika ada peserta yang ingin mengisi ulang di depo pengisian. Namun hal tersebut masih dalam pembicaraan.

"Diupayakan bisa mengisi di lokasi. Namun, tidak kami sarankan. Sebab, kami menghindari penumpukan orang ketika antre. Ini akan riskan, bisa terjadi saling menularkan. Selain itu, akan membuat kelelahan si pasien atau keluarga pasien," kata dia.

Sementara itu, Aresdi mengingatkan kembali bahwa Satgas Oksigen dari Relawan Siaga belum resmi diluncurkan. Ia meminta masyarakat lebih berhati-hati jika ada orang yang mengatasnamakan program tersebut. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/12/18271801/hoaks-satgas-oksigen-relawan-siaga-kalau-ada-yang-ambil-tabung-jangan

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke