Kejadian ini menambah panjang rentetan kematian pasien Covid-19 di luar fasilitas kesehatan yang terjadi di Depok.
Pasien tersebut mulanya menjalani isolasi mandiri di rumah.
"Si pasien kemudian drop, diusahakan untuk ke rumah sakit, tetapi dari satu rumah sakit ditolak. Ditolak karena BOR (bed occupancy rate, keterisian tempat tidur) penuh," kata Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok Denny Romulo, kepada Kompas.com, Rabu (14/7/2021).
"Mengarah ke rumah sakit lainnya, meninggal di tengah jalan," ia menambahkan.
Relawan pemulasaraan jenazah yang mengurusi korban, Ela, menyebut bahwa dirinya mendadak dihubungi untuk mengurusi jenazah tersebut.
Pemulasaraan korban dilakukan sebisa mungkin di dalam mobil ambulans yang sebelumnya membawa korban dalam keadaan hidup.
"Akhirnya (jenazah) dibawa pulang, tapi enggak ada yang berani menurunkan, kemudian ditelepon lah saya untuk mengurus jenazah," ujar Ela.
"Hal ini dua kali saya alami dan dua-duanya warga Harjamukti," imbuhnya.
Selama beberapa pekan terakhir, kematian akibat Covid-19 di Depok melonjak hingga kisaran 15-30 korban per hari.
Jumlah itu pun belum memasukkan angka kematian korban berstatus suspek dan probabel yang tidak dipublikasikan pemerintah.
Dinas Kesehatan Kota Depok mengeklaim tidak memiliki data spesifik kematian pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Akan tetapi, menurut menurut data yang dihimpun oleh koalisi Lapor Covid-19 dari berbagai sumber sejak Juni 2021, sedikitnya sudah 24 pasien Covid-19 di Depok yang meninggal di luar fasilitas kesehatan, termasuk yang sedang isolasi mandiri.
Koalisi itu menyebutkan, data tersebut hanya "puncak gunung es" karena tidak semua kematian di luar fasilitas kesehatan terpantau dan terlaporkan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/14/17481281/tiba-tiba-drop-saat-isoman-pasien-covid-19-asal-depok-wafat-di-ambulans