Salin Artikel

Pekan Kedua PPKM Darurat: Mobilitas Warga Masih Tinggi, Penyekatan Jalan Ditambah Jadi 100 Titik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) Darurat di Jakarta dan sekitarnya telah memasuki pekan kedua sejak diterapkan pada 3-20 Juli 2021.

Polda Metro Jaya yang memutuskan untuk melakukan pembatasan mobilitas pada beberapa titik jalan di Jakarta.

Awalnya, penyekatan tersebut dinilai efektif dalam menurunkan kegiatan masyarakat di luar sebagai langkah menekan laju penularan kasus Covid-19.

Ditargetkan selama penyekatan PPKM Darurat dapat menekan pembatasan mobilitas masyarkat mencapai 30-50 persen.

Mobilitas masih tinggi

Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyatakan, mobilitas masyarakat justru meningkat saat memasuki pekan kedua penyekatan sejak aturan PPKM darurat berlaku.

"Jadi ada peningkatan mobilitas di Jakarta walaupun pada masa PPKM darurat. Di awal (pemberlakuan PPKM Darurat) sempat bagus, di akhir-akhir meningkat," ujar Sambodo, Rabu (14/7/2021).

Menurut Sambodo, peningkatan mobilitas masyarakat saat PPKM darurat diberlakukan dapat dilihat dari hasil evaluasi Google Mobility, Facebook Mobility maupun dari inden cahaya malam.

Pada Minggu (10/7/2021), penurunan mobilitas masyarakat hanya 20 persen dari hari sebelumnya yang mencapai 30 persen.

"Ini ternyata di Jakarta kemarin mobilitasnya meningkat. Padahal di PPKM ini penurunan mobilitasnya harus di atas 30 hingga 50 persen," ucap Sambodo.

Tambah 100 titik penyekatan

Polda Metro Jaya pun kembali memperluas titik penyekatan dari jumlah sebelumnya, dengan tujuan dapat mengatasi mobilitas masyarakat yang masih meningkat.

Sambodo mengatakan, setidaknya ada 100 titik penyekatan yang akan diberlakukan pada hari ini, Kamis (15/7/2021).

"Ini adalah 100 titik penyekatan yang baru. Akan kita laksanakan Kamis (hari ini)," kata Sambodo.

Penentuan lokasi penyekatan ditetapkan dari hasil koordinasi dengan pihak terkait, termasuk Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Adapun waktu penyekatan yang tersebar pada 100 titik tersebut dimulai sejak pukul 06.00 WIB.

"Titik-titik ini sudah dirapatkan oleh instansi terkait dan sudah disampiakan juga kepada jajaran, mulai hari Kamis kita laksanakan (penyekatan) jam 06.00 WIB," ucap Sambodo.

Waktu penyekatan dibagi

Adapun waktu pembatasan mobilitas masyarkat yang tersebar pada 100 titik dibagi menjadi dua, yakni penyekatan dan penutupan.

Penyekatan diberlakukan pada pukul 06.00-10.00 WIB. Hanya pekerja pada sektor esensial dan kritikal yang diperbolehkan melintas.

"Jadi saya mengimbau kepada teman-teman yang bergerak di bidang esensial dan kritikal untuk bergerak (mulai beraktifitas) jam 6 sampai jam 10 pagi," kata Sambodo.

Sedangkan penutupan diberlakukan sejak pukul 10.00-22.00 WIB. Hanya tenaga kesehatan (nakes), dokter, hingga kendaraan darurat yang diperbolehkan melintas.

"Kami hanya buka khusus untuk nakes, dokter, perawat, kendaraan darurat, TNI-Polri dan sebagainya. Di luar (pekerjaan) itu kami tidak layani," kata Sambodo.

Adapun kelonggaran dilakukan pada pukul 22.00-06.00 WIB, artinya tidak ada penyekatan dan penutupan pada 100 titik jalan di waktu tersebut.

Hanya saja petugas gabungan nantinya masih berjaga di lokasi. Tercatat 1.649 personel gabungan diterjunkan untuk menjaga titik-titik penyekatan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/15/07463181/pekan-kedua-ppkm-darurat-mobilitas-warga-masih-tinggi-penyekatan-jalan

Terkini Lainnya

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke