Permintaan itu diutarakan Tito saat konferensi pers usai melakukan rapat koordinasi soal penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Tangerang, Selasa (27/7/2021).
Dia berujar, pembentukan tim khusus tracing bertujuan untuk mempercepat penemuan pasien atau orang tanpa gejala (OTG) yang tak menyadari bahwa mereka terinfeksi Covid-19.
"Melakukan tracing standarnya 15 orang yang di-trace. Siapa saja yang kontak erat dengan yang positif," ungkapnya.
"Kemudian testing kepada mereka. Itu untuk membendung, melokalisir, supaya tidak menyebar," sambung Tito.
Mantan Kapolri itu menyebutkan, pembentukan tim khusus tracing juga untuk mengetahui sedini mungkin adanya pasien tanpa gejala.
Jika Pemkot dapat menemukan OTG lebih cepat, penanganan yang mampu dilakukan juga lebih cepat dan maksimal.
Kata Tito, penanganan yang dilakukan dapat berupa pemberian vitamin dan makanan sehat.
"Jangan sampai nanti dia positif, enggak tahu, dan masuk fase yang berat dan (penanganannya) sudah terlambat," ujarnya.
Pembentukan tim tracing dapat menggunakan dana yang berasal dari refocusing anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Pemkot Tangerang sebesar 8 persen.
Saat merekrut anggota tim khusus tracing, Pemkot dapat membuka lowongan melalui daring.
"Nah, ini semua bisa digunakan dari anggaran refocusing 8 persen," kata Tito.
Dia mengimbau agar Pemkot Tangerang dapat merekrut anggota tim yang bukan berasal dari kalangan puskesmas atau RS dan TNI-Polri.
Pasalnya, tenaga kesehatan dari kalangan tersebut juga menangani permasalahan kesehatan selain penanganan Covid-19.
"Teman-teman mungkin sudah overload. Tugas utamanya lebih banyak yang ke situasi," ujar Mendagri.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/27/13580521/mendagri-minta-pemkot-tangerang-bentuk-tim-khusus-tracing-covid-19