Setelah ditelusuri, ternyata mayoritas dari pasien yang meninggal saat isoman itu belum divaksin Covid-19.
Berdasarkan data, sekitar 85 persen warga isolasi mandiri yang meninggal tercatat belum menerima vaksin dan memiliki rata-rata usia di atas 50 tahun serta memiliki komorbid (penyakit penyerta).
Untuk itu, kepada para relawan, Bima mengimbau, jika ada warga isoman yang memiliki kriteria tersebut agar langsung berkoordinasi dengan camat, lurah, dan puskesmas.
Bima meminta untuk tidak membiarkan warga yang masuk kriteria tersebut menjalani isolasi di rumah.
Jumlah relawan yang terlibat sekitar 176 orang. Mereka tersebar di masing masing wilayah kecamatan.
Sebanyak 36 relawan di Bogor Selatan, 13 relawan di Bogor Utara, 42 relawan di Bogor Barat, 33 relawan di Bogor Tengah, serta 22 relawan di Bogor Timur dan di Tanah Sareal, Kompas.id melaporkan.
”Apalagi jika memiliki gejala. Komunikasikan hal tersebut dengan puskesmas dan yang lainnya. Jika ada fasilitas isolasi yang terdekat, silakan dibawa ke tempat isolasi. Jika tidak ada, monitoring-nya dilakukan secara intens, saturasi, dan lain-lain,” kata Bima.
Tren peningkatan kematian
Sementara itu, kasus kematian di Kota Bogor masih menunjukkan tren peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, pada Senin (26/7/2021), tercatat ada penambahan 30 kasus kematian. Itu merupakan angka tertinggi kasus kematian selama pandemi Covid-19.
Dari 30 kasus tersebut, 21 meninggal di rumah sakit dan 9 sisanya di rumah.
”Fokus langkah pertama adalah monitoring warga yang tengah menjalani isolasi mandiri. Saya ingin relawan benar-benar fokus pada aspek kesehatan warga isoman jangan sampai kecolongan ada warga isoman yang meninggal. Jadi, harus dipastikan jangan ada perburukan kondisi,” tutur Bima Arya, Rabu (28/7/2021).
(Kompas.id/ Aguido Adri)
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Tren Kasus Kematian di Kota Bogor Tinggi".
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/07/29/13262231/mayoritas-warga-kota-bogor-yang-meninggal-saat-isoman-belum-divaksin