Salin Artikel

Ada Aduan Pungli Bansos Kemensos, Ombudsman Minta Pemkot Tangerang Ikut Pantau Penyalurannya

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Ombudsman Banten Dedy Irsan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang agar turut memantau penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah pusat ke warga.

Ombudsman meminta hal tersebut usai Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menemukan korban praktik pungutan liar (pungli) atas bansos jenis program keluarga harapan (PKH) di Karang Tengah, Kota Tangerang, pada Rabu (28/7/2021).

Menurutnya, meski bansos itu berasal dari Kemensos, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah harus turut mengontrol penyalurannya kepada warga.

"Harus ada kontrol yang ketat sehingga berjalan sesuai harapan dan tepat sasaran, sehingga masyarakat bisa mendapatkan bantuan tersebut secara utuh untuk dimanfaatkan dengan maksimal," papar Dedy melalui keterangannya, Minggu (1/8/2021).

Dia mengaku geram atas pungli yang dilakukan oleh oknum di Karang Tengah tersebut.

Katanya, bantuan dalam bentuk apapun harus disalurkan kepada penerima tanpa pemotongan.

Terlebih, banyak warga yang memang membutuhkan bantuan di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

"Seharusnya jangan ada lagi pemotongan dari bansos apalagi pada masa pandemi saat ini, semuanya harus tepat sasaran kepada penerima manfaat tanpa ada pemotongan apapun," urainya.

Oleh karena itu, Dedy menegaskan, kepolisian dan kejaksaan di Kota Tangerang harus mengusut tuntas kasus pungli di Karang Tengah atau pun di wilayah lainnya.

Pengusutan tuntas itu harus dilakukan agar kejadian serupa tak terulang lagi di kota itu.

Jika ada korban pungli atau seseorang yang mengetahui adanya pungli, dia meminta agar mereka segera melaporkan hal tersebut ke kepolisian.

"Miris kita mendapati masih ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi untuk mencari keuntungan," ucap Dedy.

Kronologi penemuan pungli bansos

Praktik pungli itu tepatnya terungkap saat Risma mengunjungi warga Karang Tengah yang berinisial S pada Rabu kemarin.

Kepada Risma, S mengaku sempat ditarik pungli oleh pendamping PKH bernama Maryati sebesar Rp 50.000.

S juga sempat diancam jika membocorkan nama Maryati, maka dia tak akan mendapatkan bantuan lagi.

Kepolisian setidaknya telah menerima 23 aduan berkait pungli atas bansos mereka per Minggu ini.

Adanya 23 aduan itu telah diteruskan kepada Pemkot Tangerang.

Selain itu, kepolisian sempat memeriksa lima warga Karang Tengah berkait pungli bansos mereka.

Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Tangerang juga turut mengerahkan tim khusus guna mengumpulkan data soal pungli di Karang Tengah itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/01/18013121/ada-aduan-pungli-bansos-kemensos-ombudsman-minta-pemkot-tangerang-ikut

Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke