Salin Artikel

Awak Ambulans Berbohong Saat Mengaku Telah Dihalangi Sedan di Pamulang

Hasil penyelidikan polisi menyimpulkan, pengendara mobil sedan tidak bersalah atau tidak menghalangi-halangi laju ambulans yang berada tepat di belakangnya sebagaimana dibeberkan awak ambulans di media sosial.

Selain itu, terungkap pula bahwa sopir dan kernet ambulans tidak sedang bertugas menjemput pasien kritis yang akhirnya meninggal dunia pada saat kejadian itu.

"Untuk sementara ini kami menduga adanya penyebaran berita bohong dari pihak ambulans," kata Kasatlantas Polres Tangerang Selatan, AKP Dicky Dwi Priambudi Sutarmab, kepada wartawan Selasa (3/8/2021).

Berbohong

Dicky menjelaskan, pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait video ambulans yang diduga dihalang-halangi kendaraan lain di Pamulang. Polisi lalu meminta keterangan Bagus Sajiwo, kernet ambulans selaku perekam video beserta sopirnya, Elzan.

Hasilnya, ambulans tersebut tidak sedang bertugas menjemput pasien kritis di sebuah perumahan di Sawangan, Depok, Jawa Barat sebagaimana diklaim awak ambulas itu sebelumnya.

"Kami mendapatkan fakta bahwa ambulans tersebut pada saat kejadian, Rabu (28/7/2021), itu tidak sedang dalam menjemput pasien yang kritis," ucap Dicky.

Malam itu, kata Dicky, ambulans sedang dalam perjalanan mengambil tempat tidur pasien di kediaman rekan Bagus dan Elza di wilayah Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kepada petugas, sopir dan awak ambulans mengaku berbohong sedang menjemput pasien kritis karena panik video yang direkamnya telah viral di internet.

Dicky juga menyebutkan, polisi sudah mendatangi perumahan yang dituju ambulans tersebut. Pengurus lingkungan menyebutkan, tidak ada warganya yang meninggal dunia beberapa hari terakhir.

"Keterangan dari RT/RW di perumahan yang dituju ambulans mengungkapkan bahwa tidak ada warganya yang meninggal," kata Dicky.

"Dari sopir dan codriver ambulans tersebut akhirnya mengakui bahwa mereka membuat berita bohong," sambungnya.

Pengemudi sedan tak bersalah

Dari hasil penyelidikan itu, kata Dicky, ambulans tersebut dipastikan tidak dalam perjalanan gawat darurat yang harus diprioritaskan di jalan raya.

"Kami mengambil kesimpulan bahwa ambulans tersebut tidak sedang melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, ambulans ini tidak termasuk ke dalam kategori kendaraan yang diprioritaskan," ungkap Dicky.

Di sisi lain, Dicky berujar bahwa pengendara mobil sedan yang berada tepat di depan ambulans tidak bermaksud menghalangi laju ambulans.

Menurut dia, pengemudi mobil sedan terpaksa melaju di depan ambulans beberapa saat dan tidak langsung memberi jalan karena terdapat kendaraan lain di lajur kiri.

"Berdasarkan keterangan klarifikasi dari pihak kendaraan sedan juga hanya beberapa saat di depan ambulans, untuk melihat situasi lajur kiri yang kosong," kata Dicky.

Dengan begitu, Dicky menyebutkan bahwa pengendara sedan yang sebelumnya diduga menghalangi laju ambulans itu tidak melanggar Pasal 287 Ayat 4 Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

"Kami mengambil kesimpulan bahwa kendaraan sedan ini tidak melanggar Pasal 287 ayat 4. Oleh karena itu kami tidak melakukan penindakan kepada kendaraan sedan tersebut," kata Dicky.

Berujung damai

Kasus itu akhirnya berujung damai. Kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.

Polisi juga tidak menyelidiki dugaan penyebaran berita bohong yang dilakukan awak ambulans.

Dicky mengungkapkan, pihaknya hanya memberikan teguran kepada  awak ambulans.

"Kami di sini tidak melanjutkan proses hukumnya, karena kami akan memberikan teguran ataupun peringatan kepada pihak ambulans," ujar Dicky.

Dicky memperingatkan sopir dan kernet ambulans tersebut tidak membuat kegaduhan di tengah pandemi Covid-19.

"Di tengah pandemi Covid-19 ini, kita bersama-sama sedang bahu-membahu menghadapi penanggulangan Covid-19," kata Dicky.

"Kami juga mengharapkan agar berbagai pihak tidak membuat kegaduhan selama pandemi Covid-19 ini," sambungnya.

Sopir dan awak ambulans akhirnya meminta maaf secara terbuka kepada pengendara sedan.

"Tidak ada (pasien kritis). Tidak ada telepon dari keluarga pasien yang kritis dan meninggal," ucap Bagus.

Bagus Sajiwo mengakui telah berbohong dan mengarang cerita telah dihalang-halangi ketika bertugas menjemput pasien dalam kondisi kritis. 

"Memang awalnya saya khilaf, kebawa emosi, di rumah juga lagi ada problem. Saya khilaf menyebarkan video itu," kata Bagus.

Sementara itu, pengendara mobil sedan, Muhamad Rifandi, mengaku tidak bermaksud menghalangi laju ambulans tersebut. Dia tidak langsung memberikan jalan kepada ambulans dan tetap melaju di lajur kanan beberapa saat, karena terdapat kendaraan lain di lajur kiri.

"Secara enggak sadar ada ambulans si Mas Bagus ini di belakang saya. Saya coba untuk banting kiri, cuman memang belum ada space buat saya. Akhirnya mau enggak mau, saya harus melaju maju dulu," ungkap Rifandi.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/04/08505481/awak-ambulans-berbohong-saat-mengaku-telah-dihalangi-sedan-di-pamulang

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke