Strategi perkuatan kemampuan lacak itu dilakukan dengan menempatkan personel di setiap RW supaya penelusuran kontak erat semakin cepat dan pasien Covid-19 yang ditemukan bisa sesegera mungkin dites dan diisolasi sebelum menularkan ke orang lain.
"Peningkatan tracing, di samping oleh tracer (pelacak) tingkat kota dan puskesmas, kami merekrut 774 tracer yang ditempatkan di RW," kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, kepada Kompas.com, Jumat (6/8/2021).
"Hal ini sesuai standar Kementerian Kesehatan, yaitu 30 per 100.000 penduduk," tambah dia.
Di samping itu, penguatan kemampuan lacak juga diimbangi dengan penambahan kapasitas pemeriksaan/tes Covid-19.
Dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 22 Tahun 2021, Depok diberi target melakukan 5.336 tes dalam sehari, setara 37.352 tes dalam sepekan.
Saat ini, Depok baru dapat melakukan tes di kisaran 14.000-15.000 per pekan selama tiga minggu belakangan, tetapi jumlah itu sudah 2-3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Jumlah tes yang dilakukan Depok saat ini pun tidak menurun walaupun positivity rate berkurang. Lazimnya, menurunnya positivity rate akan disusul oleh berkurangnya tes.
"Penambahan testing sudah pasti akan menambah kasus. Kami akan terus lakukan penambahan testing karena ini komitmen untuk melaksanakan arahan Inmendagri," ujar Dadang.
"Peningkatan testing, di samping di fasilitas kesehatan, puskesmas, dan labkesda, Kota Depok mengembangkan testing keliling," kata dia.
Pemerintah juga mengeklaim terus berupaya membenahi data dan mempercepat penginputan data aktual dari laboratorium dan fasilitas kesehatan. Tujuannya agar data harian yang dilaporkan semakin mendekati kondisi sesungguhnya penularan wabah di lapangan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/06/12462881/pandemi-gelombang-2-mereda-pemkot-depok-tetap-lakukan-pelacakan-kasus