Dugaan sementara, kebakaran disebakan korsleting listrik dari salah satu rumah.
Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menerima laporan kebakaran pukul 15.49 WIB.
"Warga banyak menggeruduk (pos damkar) sehingga kami langsung luncurkan ke tempat kejadian perkara (TKP)," ucap Kepala Seksi Operasi Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman, Rabu.
Sebanyak 13 unit mobil pemadam dan 65 personel dikerahkan. Proses pemadaman berakhir pukul 17.17 WIB.
Area yang terbakar kurang lebih seluas 300 meter persegi. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kebakaran ini.
Warga berebut selang
Api cepat merambat di kawasan padat penduduk itu. Warga panik.
Di lokasi kebakaran, lanjut Gatot, warga berebut selang air milik Sudin Gulkarmat untuk memadamkan api yang membakar rumah mereka.
"Jalan jadi macet, di dalam warga juga banyak, rebutan selang, mau madamin rumahnya sendiri. Jadi rebutan selang damkar," kata Gatot.
Salah satu warga yang terdampak, Entin Sutina, mengaku tak tahu asal api. Rumahnya hangus terbakar.
"Enggak tahu (asal api), tiba-tiba api udah gede aja dari rumah tetangga. Bawa baju aja enggak sempat," kata Entin kepada wartawan.
Sedikitnya 66 keluarga terdampak akibat kebakaran ini. Data itu dihimpun jajaran Sudin Gulkarmat Jakarta Timur hingga Rabu kemarin, pukul 17.30 WIB.
"Ada 66 keluarga yang kehilangan rumah, dengan jumlah jiwa total ada 77," kata Gatot.
Namun, jumlah itu belum pasti. Sebab, ketua RT dan RW setempat masih mendata.
"Jumlah pasti jiwanya masih dihitung RT dan RW," kata Kapolsek Jatinegara Komisaris Yusuf Suhadma, Rabu petang.
Sementara itu, data Suku Dinas Sosial Jakarta Timur menyebut, ada 80 jiwa yang terdampak.
"(Sebanyak) 80 jiwa ini data sementara, belum final karena masih menunggu pendataan dari pengurus RT/RW. Mungkin juga ada yang rumahnya terdampak tapi tidak mengungsi di tenda, tapi ke rumah kerabatnya," ujar Kasi Perlindungan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Sudin Sosial Jakarta Timur, Abdul Salam, dikutip dari Tribun Jakarta.
Posko pengungsian didirikan
Satu posko pengungsian didirikan di Jalan Inspeksi Kali Ciliwung dengan ukuran 4 x 12 meter.
"Ada posko pengungsian, itu dari Dinas Sosial di samping kali Kampung Melayu, Kali Ciliwung. Sudah dibuat (didirikan)," ujar Yusuf Suhadma.
Sementara itu, Abdul Salam mengatakan, posko pengungsian tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Dalam keadaan normal sebelum pandemi Covid-19, satu tenda darurat ini bisa menampung 50 jiwa, tapi karena situasinya pandemi maksimal diisi 30 jiwa," ucap Abdul.
Lurah Kampung Melayu Setiawan menuturkan, selain pendataan warga terdampak, pihaknya saat ini juga fokus dalam pemenuhan kebutuhan makan dan minum warga terdampak.
"Saat ini kami masih fokus ke penanganan warga terdampak kebakaran dengan menyediakan lokasi pengungsian dan kebutuhan makan minum," kata Setiawan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/26/06221131/fakta-kebakaran-di-kampung-pulo-puluhan-keluarga-kehilangan-tempat