Salin Artikel

Kisah Kurir Antarkan Pesanan Obat dengan Kayuh Sepeda Kayuh Sejauh 15 Kilometer di Bekasi

BEKASI, KOMPAS.com - Asri, pengguna twitter dengan akun @peacefulgreeny, menceritakan pengalamannya membeli obat melalui layanan pesan antar.

Dalam utas yang diunggahnya pada Senin (23/8/2021) lalu, Asri menceritakan pertemuannya dengan pria paruh baya yang mengantarkan obat dari apotek ke rumahnya di Bekasi sejauh 15 kilometer.

"Tadi disuruh beli obat sama kakak gue (di platform daring). Enggak tahunya, dapat driver pas dicek jarak antara Candrabhaga (lokasi apotek) ke rumah sekitar 15 kilometer," twit Asri mengawali utas.

Dalam unggahan tersebut, Asri juga menyertakan tangkapan layar percakapannya dengan sang kurir.

Sang kurir yang kemudian diketahui bernama Chaerul itu bertanya, apakah obatnya diperlukan dengan segera. Sebab, dirinya mengantarkan obat menggunakan sepeda kayuh.

"Saya mau konfirmasi obatnya buru-buru enggak? Mohon maaf ibu, saya ngojeknya pakai sepeda, enggak punya motor," ujar Chaerul dalam percakapan tersebut.

Meski tetap mempersilakan Chaerul untuk mengantarkan pesanan obatnya, Asri mengaku khawatir karena jarak pengantaran yang jauh.

Kemudian, sang kurir mengaku tidak masalah, ia mengatakan melakukan ini untuk memberi makan anak istri.

"Enggak mengapa, bu, kalau saya enggak ngojek, kasihan anak istri saya. Buat makan besok," balas Chaerul kepada Asri.

Berselang dua jam, Asri kemudian mendapati Chaerul sudah berada di depan kediamannya dengan bersimbah keringat.

"Pas sampai, bersimbah keringat. Se-topi-topinya rembes. Bawa minum sendiri, bawa bekal sendiri di keranjang," twit Asri.

Ia kemudian bercerita, sang kurir sempat berterima kasih karena tidak membatalkan pesanan dan bersedia menunggu.

"Terus didoain panjang (umur) semoga cepat sembuh," kata dia.

Hingga tulisan ini disusun, utas tersebut mendapat 44.000 likes dari warga Twitter. Selain itu, Asri mengatakan banyak figur publik yang menghubungi dirinya untuk membantu Chaerul.

"Beberapa orang ada yang ingin memberikan motor ke bapaknya, namun beliau hanya mau menerima satu motor apa saja. Bukan untuk menolak rejeki, tapi beliau tidak mau serakah dan memanfaatkan keadaan. Terima kasih Ko Alex @aMrazing atas bantuannya," ungkap Asri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/26/16555331/kisah-kurir-antarkan-pesanan-obat-dengan-kayuh-sepeda-kayuh-sejauh-15

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke