Salin Artikel

Sejumlah Orangtua di Tangsel Tak Izinkan Anaknya Ikut Sekolah Tatap Muka, Khawatir Prokes Kendur

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pelaksanaan kembali pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Tangerang Selatan, terkendala persetujuan orangtua siswa.

Sejumlah orangtua siswa yang belum mengizinkan anaknya mengikuti PTM pada awal September 2021, karena khawatir protokol kesehatan di sekolah kendur.

Salah satunya Rani (32), warga Ciputat yang masih belum sepenuhnya sepakat dengan pelaksanaan PTM pada awal September 2021.

Dia khawatir protokol kesehatan sang anak yang duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar (SD) kendur. Belum lagi tak ada jaminan pihak sekolah untuk mengawasi setiap aktivitas siswa secara ketat.

"Ya masih belum dulu deh kayaknya (PTM). Khawatirnya protokol kesehatan anaknya sih, ntar kerumun lah, masker ke mana-mana lah. Sekolah juga belum tentu ngawasin semua anak terus-terusan," ungkap Rani saat diwawancarai, Jumat (27/8/2021).

Hal senada diungkapkan Siti Nuria (35), warga di kawasan Jalan Raya Ciater, Serpong, Tangerang Selatan. Dia masih ragu-ragu untuk memperbolehkan anaknya belajar di sekolah.

"Gimana ya, bingung juga. Mau dibolehin, takut sayanya. Anak-anak kan beda ya sama orang dewasa. (Tapi) belajar di rumah kesian ya kan, bosan juga dia," kata Nuria.

Namun, Nuria memilih untuk tetap meminta sang anak bersekolah secara daring dari rumah. Di samping itu, Pemerintah Kota Tangerang Selatan harus lebih memastikan lagi setiap sekolah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Sementara ini kami kayaknya daring dulu aja. Kan masih boleh. Sambil tunggu persiapannya lebih matang lagi protokolnya. Jadi kami orangtua bisa lihat dulu, gimana-gimananya dipikirin lagi," ungkapnya.

Sedangkan Yudha (39), warga Pamulang yang anaknya duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar mengaku setuju dengan pelaksanaan PTM pada awal September 2021.

Alasannya, sang anak justru tidak fokus selama kurang lebih setahun terakhir mengikuti belajar daring dari rumah.

"Enggak fokus anaknya, malah main melulu. Disiplin belajarnya menurun. Kalau di sekolah kan mau enggak mau dia di kelas belajar," kata Yudha.

Selain itu, Yudha merasa bahwa kondisi pandemi Covid-19 saat ini sudah mulai terkendali dengan menurunnya kasus kasian. Pihak sekolah juga menyampaikan akan menerapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin.

"Ya sekarang juga kan alhamdulillahnya, mulai turun ya. Sedikit lebih terkendali lah ya, kasusnya turun. Guru-guru juga menyampaikan, protokol selama di sekolah akan dimaksimalkan," pungkasnya.

Sebelumnya, PTM secara terbatas di Tangerang Selatan rencananya akan dimulai pada awal September 2021. Pihak sekolah diminta untuk mempersiapkan diri.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taryono menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai teknis PTM secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat.

Untuk tahap awal, PTM akan dilaksanakan di sekolah-sekolah yang sudah dinyatakan siap berdasarkan hasil asesmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Dinas Kesehatan.

"Ini kan terbatas, terbatas pada lembaga pendidikan yang benar-benar sudah siap. Guru dan peserta didiknya telah divaksin. Jadi tidak semua sekolah," ujar Taryono saat dihubungi, Kamis (26/8/2021).

Taryono enggan menyebutkan secara pasti tanggal dimulainya pelaksanaan PTM secara terbatas. Dia hanya menyebut bahwa kegiatan tersebut harus bisa digelar paling lambat awal September 2021.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meminta sekolah yang sudah dinyatakan siap menggelar PTM untuk lebih mempersiapkan diri, dan memastikan fasilitas penunjang protokol kesehatan tersedia.

"Mudah-mudahan di awal September bisa dilaksanakan. Tanggalnya belum. Intinya kami hati-hati, dipersiapkan dengan tepat. Kemudian harus dipastikan juga protokol kesehatan dan SOP (standar operasional prosedur) PTM bisa berjalan dengan baik," ungkapnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/27/11433331/sejumlah-orangtua-di-tangsel-tak-izinkan-anaknya-ikut-sekolah-tatap-muka

Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke