Salin Artikel

Polisi Akui Kerap Terjadi Tawuran Antar-remaja di Kota Tangerang, Sudah 8 Orang Ditangkap

TANGERANG, KOMPAS.com - Polres Metro Tangerang Kota mengakui bahwa aksi tawuran para remaja kerap terjadi di wilayah hukumnya belakangan ini.

Setidaknya, polisi telah menangkap delapan remaja yang hendak atau pun telah melakukan aksi tawuran pada 11 Agustus dan 22 Agustus 2021.

Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Pol Deonijiu de Fatima berujar, kedelapan remaja itu rata-rata berstatus sebagai pelajar SMP atau SMA.

Menurut dia, mereka melakukan aksi tawuran karena tidak memiliki kegiatan rutin.

"Delapan orang itu, lima di bawah umur. Mereka memang komunikasinya lewat online, media sosial, saling nantang dan ketemu di TKP (tempat kejadian perkara) tawuran," ujar Deonijiu di Mapolres Metro Tangerang Kota, Jumat (27/8/2021).

"Mereka anak-anak tanggung. Tidak ada kegiatan, berkumpul. Rata-rata pelajar," sambungnya.

Dia mengungkapkan, sebelum melakukan tawuran, para remaja itu menenggak minuman beralkohol terlebih dahulu.

"Iya, ada yang minum-minum dulu sebelum tawuran," tutur Deonijiu.

Tawuran di Cimone

Aksi tawuran pertama yang diungkap kepolisian terjadi di Cimone, Karawaci, Kota Tangerang, pada 11 Agustus 2021.

Korban tawuran adalah dua remaja berinisial JA (18) dan AA (22). Bagian tangan kanan AA terputus dan beberapa jari JA juga terputus.

Sedangkan, kedua pelaku masing-masing berinisial AY (23) dan MS (17).

Penangkapan kedua pelaku bermula dari laporan yang dibuat keluarga masing-masing korban.

Dari laporan tersebut, kepolisian melakukan penyelidikan dan mengamankan sekitar 17 orang yang terlibat tawuran di Cimone.

Adapun beberapa barang bukti yang diamankan adalah celurit dengan ukuran 1,5 meter, dua buah samurai, dan satu stik golf.

"AY dan MS dikenakan Pasal 170 KUHP dan/atau Pasal 351 KUHP dan/atau Pasal 385 KUHP," paparnya.

Tawuran di Periuk

Aksi tawuran antar-remaja yang terjadi berkikutnya berlokasi di Situ Bulakan, Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, pada 22 Agustus 2021.

Ada lima pelaku yang ditangkap, yakni AAP, MF, SD, MAN, dan IS yang diamankan pada hari itu juga di kediaman masing-masing.

Akibat tawuran tersebut, korban berinisial NF (20) terluka di kedua lengannya.

Tawuran ini bermula ketika kelompok remaja yang diikuti NF dan kelompok remaja yang diikuti kelima pelaku bentrok di Situ Bulakan, pada 22 Agustus 2021, sekitar pukul 02.00 WIB.

Saat tawuran berlangsung, kedua lengan korban dibacok menggunakan sebuah celurit oleh AAP.

Usai dibacok, korban langsung dilarikan ke sebuah rumah sakit di Jatiuwung, Kota Tangerang.

Kedua orangtua korban yang mengetahui putranya dibacok kemudian melaporkan peristiwa itu ke polisi.

Atas laporan itu, aparat polisi mengejar AAP.

Saat kediaman AAP digeledah, polisi menemukan sebilah celurit yang dipakai untuk membacok korban. Kepolisian pun mengamankan celurit itu sebagai barang bukti.

Kepada polisi, AAP mengaku bahwa dia melakukan tawuran itu bersama empat rekannya. Keempatnya langsung ditangkap di hari yang sama.

Dari tangan kelima pelaku, kepolisian mengamankan barang bukti berupa satu bilah celurit berukuran 1 meter, sebuah sepeda motor, dan beberapa ponsel.

Kelimanya disangkakan Pasal 170 Ayat 1 dan Ayat 2 dan Pasal 350 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Tawuran di Cipondoh

Pada 22 Agustus 2021, kepolisian juga menangkap seorang pria berinisial KS (19) di Jalan Irigasi Sipon, Poris Plawad Utara, Cipondoh.

Penangkapan itu mulanya dilakukan saat kepolisian melakukan patroli rutin pada tanggal tersebut.

"Minggu (22/8/2021), kepolisian menemukan informasi dari sosial media bahwa akan ada tawuran yang diadakan di Jalan Irigasi Cipondoh," ungkap Deonijiu.

Kemudian, saat berpatroli di lokasi tersebut, kepolisian mengamankan enam remaja yang memang hendak tawuran.

Saat enam enam orang tersebut diperiksa, KS diketahui membawa sebilah celurit. Oleh karena itu, petugas langsung menangkap KS.

Menurut Deonijiu, ukuran sebilah celurit yang dibawa oleh remaja tersebut tidak terlalu besar.

Meski demikian, tindakan KS termasuk melanggar tindak pidana.

KS disangkakan Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat Nomor 12 tahun 1951.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/27/21354271/polisi-akui-kerap-terjadi-tawuran-antar-remaja-di-kota-tangerang-sudah-8

Terkini Lainnya

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Gak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke