Hal tersebut diketahui polisi berdasarkan keterangan saksi dari pihak keluarga.
"Katanya mau nikah enggak dikasih, iya betul (kesal tak dapat restu)," kata Rahmat dalam rekaman yang diterima Kompas.com, Sabtu (28/8/2021).
Polisi hingga kini belum bisa meminta keterangan pelaku karena pelaku diduga depresi berat. Pelaku selalu memberontak.
"Dia kan enggak bisa dimintai keterangan langsung ya, masih berontak. Kan ibunya juga stroke, enggak bisa omong apa-apa," ujar Rahmat.
Rencananya, polisi akan memeriksa kejiwaan pelaku ke rumah sakit apabila pelaku belum juga bisa dimintai keterangan.
"Nanti kami lihat perkembangannya seperti apa, karena dari kemarin tiap minta keterangan itu berontak, berbelit-belit. Kalau enggak bisa juga, mau enggak mau kami bawa ke sana (RS)," ucapnya.
Penusukan itu terjadi pada Jumat (27/8/2021) sekitar pukul 13.30 WIB di Rusun Dinas Kebersihan RT 014 RW 005 Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
Dua orang saksi mulanya mendengar teriakan minta tolong dari korban.
Dua saksi yang merupakan tetangga korban kemudian menghampiri dan melihat korban dalam keadaan terluka dan berdarah sambil memegang perutnya.
Saksi juga melihat anak korban atau pelaku keluar dari rumah sambil memegang pisau.
Bersama ketua RT setempat, saksi kemudian membawa korban ke rumah sakit. Namun, korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/28/13250041/anak-tusuk-ayah-hingga-tewas-di-cengkareng-karena-kesal-dilarang-menikah