Salin Artikel

Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Orangtua Senang Tak Pusing Dampingi Belajar Daring

Sejumlah orangtua murid SDN Cengkareng Barat 15 Pagi, Cengkareng, Jakarta Barat, salah satu sekolah yang melaksanakan PTM, mengaku senang dengan pelaksanaan PTM.

Wulan (33), salah satunya. Ia mengaku senang karena tak lagi harus pusing mendampingi anaknya sekolah daring.

"Seneng sih (sekolah) tatap muka, udah nggak daring lagi, soalnya kalau daring pusing juga ngerjain tugasnya. Pusing karena dari rumah. Udah gitu aku kerja juga. Capenya double," kata Wulan saat ditemui, Senin.

"Anak juga senang bisa ketemu teman-teman," imbuhnya.

Anak Wulan baru menginjak kelas 1 SD. Hari ini, Wulan mengantar dan menunggu anaknya bersekolah selama 1,5 jam.

Sebelum mengantar anaknya sekolah, Wulan mengaku telah membelikan sejumlah perlengkapan bagi putrinya.

"Masker double, faceshield, hand sanitizer dari rumah. Sama air minum, kalau makan enggak kan udah di rumah," ucapnya.

Antusiasme serupa juga terlihat dari Eti (35), orangtua murid lainnya.

"Seneng sih antusiasnya (anak) sangat tinggi. Alhamdullilah dia (anak) mau ketemu teman-temannya, mau ketemu Ibu gurunya. Alhamdulillah, semangat 45!" kata Eti.

Eti mengaku lebih senang anaknya melakukan pembelajaran tatap muka.

"Aduh pusing (selama belajar daring). Kadang kalau kita udah siap dampingin, anaknya belum siap, kayak 'Mama nanti dulu deh Mama, mau main dulu'. Jadinya mending begini. Bersyukur legaan sedikit," kata Eti.

Eti dan Wulan mengaku tak begitu khawatir soal interaksi langsung anaknya di tengah pandemi Covid-19.

"Nggak sih (khawatir) kan cuma 1,5 jam juga terus udah dibekelin masker double, faceshield gitu," ungkap Eti.

Kelas 1 dan 4 SDN Cengkareng Barat 15 Pagi dijadwalkan melaksanakan PTM hari ini. Ada delapan rombongan belajar (rombel) yang masing-masing terdiri dari 16 siswa.

Pantauan Kompas.com, di gerbang sekolah para siswa dicek terlebih dahulu suhu tubuhnya.

Orangtua murid hanya diperbolehkan mengantar sampai ke depan gerbang.

Usai dicek suhu tubuh, para siswa diwajibkan mencuci tangan. Setelahnya, barulah mereka diperbolehkan masuk ke ruangan belajar masing-masing.

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta resmi membuka sekolah tatap muka terbatas mulai 30 Agustus 2021 dan diikuti oleh 610 sekolah.

Kapasitas ruang kelas maksimal 50 persen untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK sederajat dengan pengaturan jarak minimal 1,5 meter.

Sedangkan untuk PAUD dan SLB maksimal 5 peserta didik per kelas dengan pengaturan jarak minimal 1,5 meter.

Materi yang diajarkan merupakan esensial dengan durasi waktu bervariasi sebagai berikut:

- SMA/SMK sederajat maksimal 35 menit yang dilakukan lima kali atau 175 menit dalam seminggu;

- SMP sederajat maksimal 35 menit yang dilakukan 4 kali atau 140 menit dalam seminggu;

- SD sederajat maksimal 35 menit yang dilakukan tiga kali atau 150 menit dalam seminggu;

- PAUD maksimal 30 menit yang dilakukan dua kali atau 60 menit dalam seminggu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/08/30/09322461/hari-pertama-sekolah-tatap-muka-orangtua-senang-tak-pusing-dampingi

Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke