Salin Artikel

Pengacara Korban Penyekapan di Depok Klaim Kantongi Identitas Oknum Aparat Bersenjata yang Diduga Terlibat

Namun kuasa hukum korban menyatakan telah mengantongi identitas orang yang dimaksud.

"Mungkin penyidik (mengatakan) berdasarakan BAP (berita acara pemeriksaan) kedua tersangka. Kalau kami sudah ada identitas orang yang mengaku sebagai oknum tersebut," kata kuasa hukum korban, Tatang Supriyadi, kepada Kompas.com, Kamis (2/9/2021).

Tatang juga mengatakan, pihaknya sudah melihat bukti rekaman CCTV dari awal kejadian hingga pengejaran korban.

"Kami sudah lihat CCTV dari kedatangan sampai pengejaran terhadap klien, kami juga sudah kroscek. Kami tinggal berkoordinasi saja, kapan melakukan pelaporan," kata dia.

Menurut dia, penyidik sah-sah saja membantah keterlibatan oknum aparat dalam kasus itu karena penyidik merupakan pihak yang bertugas untuk membuktikan kebenarannya.

"Penyidik punya tugas untuk membuktikan, apakah benar orang itu oknum atau tidak, itu kan kewenangan dari penyidik," kata dia.

Terlepas orang-orang tersebut adalah aparat sungguhan atau hanya mengaku, Tatang mengatakan pihaknya sudah menyampaikan bukti-bukti kepada tim penyidik.

"Kami tidak tahu apakah mereka mengaku saja atau apa. Yang jelas mereka mengaku kepada klien kami sebagai oknum. Kami sudah kroscek juga dengan bukti whatsapp dan lain-lain. Itu sudah kami sampaikan kepada penyidik," kata Tatang.

Sebelumnya, Kasatreskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan bahwa pihaknya tidak menerima informasi soal keterlibatan aparat bersenjata dalam kasus penyekapan pengusaha itu.

"Tidak benar, belum ada info itu," kata Yogen, kemarin.

"Silakan yang punya informasi itu untuk datang ke polres saja untuk terbuka, biar enggak liar beritanya," imbuhnya.

Oknum Berseragam

Sementara itu, Tatang menyebutkan ada empat oknum aparat yang disebut keluar-masuk kamar tempat korban disekap dan melancarkan ancaman.

Bahkan, pada hari terakhir penyekapan, jumlah aparat yang terlibat disebut bertambah. Kali itu, menurut Tatang, korban didatangi aparat berpakaian dinas lengkap.

"Menurut klien kami, ia ditunjukkan senjata api (lalu ditanya), 'Kamu tahu ini apa? Mati kamu kalau kena ini'," ujar Tatang Rabu.

"Setiap 10 menit itu bergantian mereka di kamar hotel. Selalu bergantian, memaksa, mengintimidasi agar klien kami mengeluarkan apa yang mereka inginkan. Nanti ada yang keluar, terus ganti," ujar dia

Penyekapan ini diduga dilatarbelakangi oleh dugaan penggelapan uang perusahaan yang disebut dilakukan oleh korban. Korban sebelumnya diajak bergabung ke dalam perusahaan pada 6 Juli 2021.

Namun, belakangan ia dianggap menggelapkan uang proyek senilai puluhan miliar.

Para pelaku menyewa tiga kamar. Satu kamar untuk menyekap korban, sepasang kamar lain untuk para pelaku mengawasi korban.

Mereka diduga ingin menyita aset-aset korban yang disebut dibeli menggunakan uang perusahaan.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/02/21523351/pengacara-korban-penyekapan-di-depok-klaim-kantongi-identitas-oknum

Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke