Salin Artikel

SMAN 1 Tangerang Gelar Uji Coba PTM Terbatas, Satu Kelas Diisi 18 Murid

TANGERANG, KOMPAS.com - Uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas pada hari pertama di SMAN 1 Tangerang, Kota Tangerang, mulai berlangsung pada Senin (6/9/2021).

Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten telah mengizinkan penerapan PTM jenjang SMA di Kota Tangerang.

Pantauan Kompas.com, para siswa duduk dengan rapi di kelas masing-masing sembari menjaga jarak.

Di kelas 12 jurusan matemarika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) 3, ada siswa yang mengenakan masker ganda, ada juga yang menggunakan satu lapisan masker saja.

Sementara itu, guru yang mengajar juga mengenakan satu lapis masker.

Guru mata pelajaran bahasa Jepang itu mengajar dengan ditunjang sebuah laptop.

Materi pembelajaran disampaikan kepada siswa melalui proyektor di kelas tersebut.

Setiap siswa sibuk menuliskan materi yang disampaikan di buku tulis masing-masing.

Sembari menuliskan materi, mereka juga membuka buku modul pelajaran bahasa Jepang.

Beberapa kali terdengar interaksi antara para siswa dan guru di kelas tersebut.

Ada murid yang aktif menjawab, ada juga murid yang mendengarkan jawaban dari teman satu kelasnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Tangerang Niniek Nurcahya menyebut, jumlah siswa yang masuk pada sepekan pertama simulasi ini hanya 50 persen dari siswa kelas 12.

"Jadi, per kelasnya hanya 18 siswa. Untuk per hari, kita ada tiga mata pelajaran. Kita mulai dari jam 8-11 untuk tiga mata pelajaran," ungkap Niniek saat ditemui di SMAN 1 Tangerang, Senin.

Katanya, ada sejumlah pertaturan yang harus diikuti oleh seluruh murid mulai dari masuk hingga pulang sekolah.

Beberapa di peraturan tersebut adalah setiap siswa tidak diperkenankan untuk berangkat menggunakan transportasi umum, wajib membawa alat tulis masing-masing, dan sebelum berangkat sekolah wajib sarapan terlebih dahulu.

"Saat di kelas, tidak boleh pinjam alat-alat tulis, tuker-tukeran enggak boleh. Makan minum di kelas enggak boleh, karena tidak ada istirahat," urai Niniek.

"Setelah pelajaran, harus dengan tertib pulang. Langsung dijemput, enggak keluar-keluar dulu. Jadi kalau belum dijemput, siswanya di kelas," sambung dia.

Niniek menambahkan, total murid yang masuk selama sepekan ini ada 162 siswa kelas 12.

Menurut dia, sebanyak 98 persen tenaga pendidik di sekolah tersebut sudah menerima vaksin Covid-19.

"Sementara keseluruhan siswanya hanya beberapa yang belum divaksin, hanya sisa 50 siswa yang belum divaksin," ujar dia.

Kepala Dinas Pendidikan Pemprov Banten Tabrani sebelumnya berujar, ada sejumlah hal yang harus dipenuhi oleh pihak SMA/SMK di Kota Tangerang saat menerapkan PTM terbatas.

Beberapa di antaranya adalah penerapan protokol kesehatan ketat, tenaga pendidik telah divaksinasi Covid-19, dan menjalin komunikasi dengan fasilitas kesehatan setempat jika ada pelajar yang sakit.

Tabrani menambahkan, guru yang memang tidak bisa divaksin karena masalah kesehatan merupakan pengecualian.

"Dalam aturan kementerian, tidak ada aturan yang ketat (perihal) siswa yang divaksin, yang wajib divaksin guru dan tenaga pendidik," ungkapnya.

"Siswa juga harus (divaksinasi), tetapi itu sekarang dilakukan secara bertahap. Enggak kewajiban kalau siswa," sambung dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/09/06/09332631/sman-1-tangerang-gelar-uji-coba-ptm-terbatas-satu-kelas-diisi-18-murid

Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke