Salin Artikel

Dibanting Polisi hingga Kejang, Korban Jalani Pemeriksaan Kesehatan Ke-4 di RS Ciputra Jakarta

TANGERANG, KOMPAS.com - FA, mahasiswa asal UIN Maulana Hasanudin yang dibanting polisi hingga kejang-kejang di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, menjalani pemeriksaan kesehatan keempat di RS Ciputra, Jakarta, Jumat (15/10/2021).

RF, rekan korban, menyatakan bahwa FA menjalani pemeriksaan pertama dan kedua di RS Harapan Mulya di Tigaraksa.

Pemeriksaan ketiga lantas dilaksanakan di RS Ciputra, Panongan, Kabupaten Tangerang, pada Kamis kemarin malam.

Kemudian, FA diangkut untuk menjalani pemeriksaan keempat di RS Ciputra pada Jumat sekitar pukul 15.00 WIB.

"FA dibawa ke RS Ciputra untuk melaksanakan tes MRI (magnetic resonance imaging). Karena RS yang sebelumnya enggak lengkap, (di) Jakarta ada," urai RF pada awak media, Jumat.

Menurut dia, FA diangkut ke RS Ciputra Jakarta menggunakan ambulans.

Korban, di RS Ciputra Jakarta, hanya menjalani tes MRI dan langsung kembali saat sudah melakukan tes pemeriksaan organ tubuh tersebut.

"Enggak (rawat inap), dia (FA) MRI saja. Nanti langsung pulang, balik lagi," kata RF.

RF mengungkapkan, FA dibawa ke RS Ciputra Jakarta ditemani oleh ibunya.

Hanya satu orang yang mendampingi korban di RS tersebut.

Tidak ada anggota kepolisian atau pegawai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang mendampingi FA di Ciputra Jakarta.

"Untuk saat ini tidak ada (yang mendampingi korban kecuali ibunya)," ungkap RF.

"Tapi ketika kemarin (Kamis) masuk ke RS Ciputra Panongan didampingi oleh Pak Bupati dan Pak Kapolres," sambung dia.

Bupati Tangerang A Zaki Iskandar sebelumnya berujar, FA menjalani pemeriksaan di RS Ciputra Panongan atas penyakit komorbid yang diderita dan pemeriksaan atas keluhan yang dirasakan olehnya usai dibanting anggota Polres Kota Tangerang.

Hal tersebut diungkap Zaki dalam video singkat yang diterima Kompas.com, Jumat.

Dalam video itu, tampak FA berada di tengah-tengah antara Kapolres Kota Tangerang Kombes Pol Wahyu dan Zaki.

FA beberapa kali tampak memijat lengan kanannya menggunakan tangan kirinya.

Selain itu, dia juga terlihat menggerakkan kepalanya secara ringan ke arah kiri, kanan, atas, dan bawah.

Pada hari pembantingan, FA diperiksa untuk pertama kalinya di RS Harapan Mulya.

Di sana, FA menjalani rontgen otak dan rontgen toraks.

Hasil rontgen toraks, kata polisi, tidak ada fraktur yang patah. Di sisi lain, polisi belum mengungkapkan hasil rontgen otak hingga saat ini.

Pada Kamis, korban yang dibanting Brigadir Polisi berinisial NP itu sempat mengeluh bahwa pundak dan lehernya tidak bisa digerakkan.

Selain itu, dia juga merasa pusing. Bahkan, pada Kamis pagi, FA mengalami kesulitan bernapas dan muntah-muntah.

Kronologi

Pada Rabu pagi, FA yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Tangerang tengah menggelar aksi demo saat hari ulang tahun (HUT) ke-389 Kabupaten Tangerang di Tigaraksa.

Saat demo berujung ricuh, FA dibanting oleh Brigadir NP. Peristiwa pembantingan itu terekam dalam sebuah video singkat.

Dalam video terlihat FA dipiting lehernya lalu digiring oleh NP.

Setelah itu, NP membanting korban ke trotoar hingga terdengar suara benturan yang cukup keras.

Kemudian, seorang polisi yang mengenakan baju berwarna cokelat menendang korban.

Setelah dibanting dan ditendang, FA kejang-kejang. Sejumlah aparat kepolisian kemudian berusaha membantu korban.

Belakangan, Brigadir NP meminta maaf atas perlakuannya terhadap FA.

NP juga mengaku siap bertanggung jawab atas perbuatannya. Polisi itu juga meminta maaf kepada keluarga korban.

Sementara FA menerima permintaan maaf NP. Namun, FA menegaskan, dia tak akan melupakan kejadian tersebut.

Dia berharap polisi menindak NP atas perilaku represifnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/15/17541231/dibanting-polisi-hingga-kejang-korban-jalani-pemeriksaan-kesehatan-ke-4

Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke