Salin Artikel

Mau Pakai Data Dukcapil untuk Kurangi Target Vaksinasi Covid-19 , Wali Kota Depok: Siap-siap PPKM Level 1

"Kenapa? Karena dilihat dari banyaknya vaksinasi," ujar Idris ketika ditemui wartawan pada Rabu (27/10/2021).

Meskipun demikian, upaya menuju PPKM level 1 mengharuskan kota atau kabupaten di Jabodetabek sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dosis 1 di atas 70 persen.

"Untuk PPKM level 1 (syarat vaksinasinya) di atas 70 persen. Catatan dari (pemerintah) pusat, kami (Depok) masih di bawah 70 persen. Ini harus diharmonisasi, dan kami sudah lakukan harmonisasi dengan TNI-Polri-Pemkot untuk sesuaikan data," jelasnya.

Harmonisasi ini perlu karena Pemerintah Kota Depok terkendala data untuk bisa tercatat telah melakukan vaksinasi sebanyak 70 persen dari target.

Idris menyebutkan, ada masalah dalam menentukan capaian vaksinasi Covid-19 di wilayahnya, akibat perbedaan basis data.

"Capaian vaksinasi (di Depok) kalau berdasarkan laporan by name by address dari kelurahan, tadi malam itu rata-rata sudah 82 persen. Artinya sudah memenuhi ketentuan untuk PPKM level 1," kata Idris.

Namun, jika mengacu pada data berdasarkan NIK, yang artinya khusus warga ber-KTP Depok, capaian vaksinasi Covid-19 sudah 71 persen.

Capaian vaksinasi lebih rendah lagi jika memakai data dari fasilitas kesehatan.

"Yang agak rendah dari faskes, ke Kemenkes, itu yang agak lambat," sebut Idris.

Saat ini, target vaksinasi Covid-19 di Depok sebanyak 1,6 juta penduduk.

Jumlah itu merupakan 70 persen dari jumlah penduduk Depok berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 2,4 juta penduduk.

Namun, menurut Idris, data BPS salah karena menggunakan data 2019.

Pihaknya pun mau mengubah basis data vaksinasi jadi menggunakan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), di mana penduduk Depok hanya 1,8 juta, sehingga target vaksinasi hanya sekitar 1,3 juta.

"Data BPS sekarang, jumlah penduduk Depok 2.050.000, bukan 2,4 juta. Nah, 70 persen dari 2.050.000 hanya 1,4 juta. Kalau hanya 1,4 juta, data dari faskes pun sudah dapat 70 persen," ujar Idris.

Meski demikian, penelusuran Kompas.com di situs resmi BPS Kota Depok, jumlah penduduk Kota Depok berdasarkan laporan terbaru pada 2020 masih 2,4 juta penduduk.

"Kami telepon Kemenkes, sebetulnya kuota target vaksin itu baseline-nya apa, katanya adalah data kependudukan yang sudah teregister di Kemendagri. Kalau itu, maka penduduk Depok hanya 1,8 juta. Kalau 1,8 juta, berarti 70 persen hanya 1,3 juta. Kalau 1,3 juta, berarti capaian vaksinasi kami sudah 80 persen," ia menambahkan.

Kompas.com telah menghubungi juru bicara Kementerian Kesehatan untuk vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi, untuk mengonfirmasi hal ini.

Akan tetapi, permintaan wawancara yang dilayangkan Kompas.com belum direspons.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/10/27/12354681/mau-pakai-data-dukcapil-untuk-kurangi-target-vaksinasi-covid-19-wali-kota

Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke