Salin Artikel

Peneliti ITB Sebut Sebagian Wilayah Jakarta Lebih Rendah dari Permukaan Laut: “Tertolong Tanggul”

JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) menemukan bahwa sebagian wilayah pesisir Jakarta lebih rendah dari permukaan laut.

Artinya, wilayah ini semestinya sudah terendam air laut. Meski demikian, wilayah tersebut masih tetap kering karena terbantu oleh tanggul laut yang menahan laju air ke permukiman.

Dilansir itb.ac.id, lebih kurang 14 persen wilayah Jakarta sudah berada di bawah laut pada tahun ini.

Angka tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28 persen pada tahun 2050. Beberapa tempat, seperti Muara Baru di Jakarta Utara, sudah turun sejauh satu meter.

“Jika usaha kita tidak maksimal, maka pada tahun 2050 penurunannya akan mencapai 4 meter,” ujar peneliti geodesi dan geomatika ITB Heri Andreas dalam sebuah webinar, Selasa (14/9/2021).

Fenomena “tenggelamnya Jakarta” seperti yang digaungkan oleh sejumlah peneliti disebabkan oleh kombinasi dua faktor.

Faktor pertama adalah turunnya permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah secara berlebihan.

Sementara faktor kedua adalah naiknya level air laut akibat pemanasan global yang melelehkan gunung es di kutub utara serta selatan.

Merujuk data satelit yang dikumpulkan ITB selama 20 tahun, kenaikan permukaan air laut di perairan Indonesia diperkiraan sekitar 3 - 8 mm per tahun.

Proyek reklamasi di pesisir utara Jakarta diyakini memperburuk situasi.

Pakar kelautan ITB, Muslim Muin, mengatakan bahwa reklamasi di pesisir Jakarta akan menghalangi aliran sungai sehingga memperparah sedimentasi (pengendapan material yang terbawa air).

Imbasnya, endapan akibat sedimentasi akan menutup aliran sungai dan memperburuk banjir di Jakarta.

“Dengan reklamasi, laju air yang berasal dari darat akan tertahan. Ada pukau reklamasi yang menghalangi aliran sungai,” tegas Muslim dalam sebuah diskusi tahun 2017 lalu.

Masjid di Muara Baru yang jadi saksi bisu tenggelamnya Jakarta

Sebuah masjid yang dulu berdiri kokoh di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota perlahan tenggelam akibat naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Ialah Masjid Wal Adhuna yang selama 12 tahun belakangan ini secara perlahan tenggelam dan kemudian menjadi bagian abadi dari laut utara Jakarta.

Masjid ini berlokasi tepat di balik tanggul besar penahan air laut di Pelabuhan Sunda Kelapa.

Air sudah menggenangi separuh dari bangunan masjid. Cat putih pada dinding sudah mengelupas digantikan lumut-lumut yang tumbuh subur.

Seng pada atap masjid juga sudah hancur. Berbagai jenis sampah yang terbawa arus tersangkut di sisi-sisi masjid.

Melihat kondisi demikian, siapa sangka bahwa dahulunya Masjid Wal Adhuna merupakan salah satu pusat ibadah di kawasan Sunda Kelapa.

Dahulu, ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih di momen shalat Jumat dan Hari Raya.

Safrizal, seorang petugas keamanan yang sudah bekerja di kawasan tersebut sejak 1998, mengatakan bahwa masjid itu sudah ada di sana sejak ia ditugaskan.

Mulanya, Wal Adhuna dibangun sebagai tempat ibadah bagi pekerja di sekitar pelabuhan. Lambat laun, warga sekitar juga mulai menjadi jamaah masjid tersebut.

“Karena cukup aktif akhirnya warga dilibatkan sebagai pengurus masjid. Jadi jemaahnya ada yang dari pelabuhan dan ada yang dari warga,” tutur Safrizal, Kamis (6/2/2020) lalu.

Masjid Wal Adhuna menjadi sangat ramai di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri serta Idul Adha, Safrizal menambahkan.

Banjir rob besar yang terjadi di daerah tersebut membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun tanggul yang tingginya kurang lebih lima meter di kawasan Sunda Kelapa.

Tanggul itu dibangun di belakang masjid, menutup akses menuju rumah ibadah tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2021/12/08/13014781/peneliti-itb-sebut-sebagian-wilayah-jakarta-lebih-rendah-dari-permukaan

Terkini Lainnya

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke